Bisnis.com, JAKARTA - Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir menargetkan jumlah investor di pasar modal naik dua kali lipat ke depannya.
Sejak 2012 jumlah investor di pasar modal terus meningkat hingga berjumlah 2,9 juta.
Pandu mengatakan, sebagai komisaris termuda dalam sejarah BEI ia akan fokus untuk menarik minat anak-anak muda untuk berinvestasi di pasar modal.
“Angka saat ini hanya 1 persen dari populasi Indonesia, masih sangat sedikit. Fokus kami adalah milenial, gen Z, karena mereka memiliki pandangan yang berbeda terhadap investasi. Jangan lupa bahwa pasar modal Indonesia juga masih muda karena baru diprivatisasi pada 1992,” ujar Pandu dikutip dari siaran persnya.
Menurutnya, dibandingkan dengan negara lain, mereka memiliki lebih dari 10 persen investor dari populasinya. Sehingga, Indonesia masih memiliki ruang yang perlu dikembangkan dan itu merupakan peluang yang besar, baik untuk pasar, maupun investor baru. Dengan banyaknya startup yang tumbuh belakangan, ia juga ingin mengajak perusahaan-perusahaan tersebut untuk masuk ke BEI karena saat ini jumlahnya masih sangat sedikit.
“Hal ini sangat berbeda dengan Cina dan AS di mana 10 kapitalisasi teratas dimiliki oleh perusahaan teknologi. Di Indonesia, masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan perbankan dan telekomunikasi, persis seperti 10 tahun yang lalu,” terangnya.
Menurut Pandu, generasi pendahulu tidak melihat bahwa pasar modal sebagai peluang investasi yang berkelanjutan. Kesuksesan pasar modal membuat investor akan merasa yakin bahwa pasar modal merupakan cara terbaik untuk menaruh investasi jangka panjang.
Ia menyebut hal itu sebagai tugasnya untuk meyakinkan startup unicorn yang ada di Indonesia untuk masuk bursa. Apalagi dengan adanya Covid-19, dari yang kegiatan offline menjadi online. Mereka sering membuka aplikasi, pesan ojek, pesan makan, mereka menggunakan teknologi.
“Kita harus meyakinkan para perusahaan unicorn teknologi bahwa IDX merupakan tempat terbaik untuk fundraising. Dengan bergabungnya perusahaan yang bagus, akan menarik para investor milenial untuk berinvestasi. Hal ini disebabkan karena perusahaan unicorn tersebut telah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari,” ujarnya.