Bisnis.com, JAKARTA - Kesadaran deteksi dini Hepatitis B dinilai penting untuk memutus rantai penularan infeksi penyakit ini.
Direktur Pencegahan dan Pengenalan Penyakit Menular Langsung, Dijen P2P Kementerian Kesehatan, dr. Wiendra Waworuntu mengatakan masalah hepatitis di Indonesia masih cukup besar. Terutama Hepatitis B yang mayoritas menginfeksi penduduk Indonesia.
Oleh karena itu Kemenkes katanya menbuat program nasional dalam pencegahan dan pengendalian virus Hepatitis B yang saat ini berfokus pada pencegahan penularan ibu ke anak karena sekitar 95 persen penularan Hepatitis B adalah secara vertikal yaitu dari ibu yang positif Hepatitis B ke bayi yang dilahirkannya.
"Untuk itu kami sangat menekankan kepada seluruh masyarakat agar melakukan deteksi dini Hepatitis B,” ujar Wiendra dalam diskusi via daring yang digelar PT. Kalbe Farma TBK, Senin (27/7).
Dr. dr. Andri S Sulaiman, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia menyebut angka penderita penyakit Hepatitis B di Indonesia masih terbilang tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pengendalian oleh semua pihak.
Dia menerangkan Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, menyerang organ hati hingga menimbulkan penyakit akut dan kronis. Cara terbaik untuk diagnosis hepatitis B adalah melakukan tes darah.
"Jika seseorang tidak terinfeksi, diharapkan untuk melakukan vaksinasi hepatitis. Namun jika terinfeksi, maka bisa menjalani pengobatan," tuturnya.
Dr. Fardah Akil, Ketua PPHI - PEGI Cabang Makassar mengatakan penularan virus Hepatitis B dapat melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh pengidapnya. Sedangkan untuk gejala dan tanda hepatitis B tidak spesifik dan sebagian besar penderita tidak mengalami gejala saat awal infeksi.
