Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi memaksa banyak negara untuk membuat keputusan sulit dalam menangani masalah pendidikan sehingga banyak anak lulusan SMA yang terkendala meraih cita-cita studi ke luar negeri.
Berdasarkan siaran pers yang diterima Bisnis.com, Senin (10/8/2020) yang dikeluarkan oleh Sampoerna University, selama pandemi Covid-19 berlangsung, semua perguruan tinggi di dunia menjalankan kelas virtual bagi para mahasiswa untuk melanjutkan pembelajaran. Bahkan di Amerika Serikat, konsulat AS sampai saat ini tidak melakukan wawancara atau mengeluarkan visa, termasuk untuk mahasiswa internasional.
Kondisi ini membuat para siswa lulusan SMA yang baru diterima di universitas luar negeri, perlu menunggu sampai kondisi dinyatakan cukup aman untuk melanjutkan perjalanan ke luar negeri. Kondisi seperti ini mungkin membuat beberapa siswa memutuskan untuk mengambil jeda selama setahun atau menjadwal ulang studi mereka.
Selain itu, siswa lulusan SMA yang telah diterima di universitas luar negeri perlu membayar biaya pendidikan yang lebih tinggi dan karena terdapat perbedaan waktu, bisa mengalami kendala dalam waktu belajar. Sementara mengikuti waktu belajar dengan kelas subuh atau larut malam bisa menjadi kurang efisien.
Pada sisi lain, mendaftar ke universitas lokal di Indonesia pun bisa menimbulkan kendala jika tidak memungkinkan bagi mahasiswa untuk mentransfer kredit ke universitas di luar negeri setelah pandemi ini berakhir.
Oleh karena itu, bagi siswa lulusan SMA yang sudah berencana untuk melanjutkan studinya di luar negeri dan tidak dapat melakukan perjalanan perlu mencari pilihan terbaik untuk dapat melanjutkan studinya. Kebanyakan mahasiswa baru yang telah diterima di universitas di luar negeri tidak dapat melanjutkan studi mereka karena dampak pandemi Covid-19.
Selama periode pandemi ini, tidak ada perbedaan besar antara menjalankan studi di dalam atau pun luar negeri, berkat pembelajaran virtual.
Meski begitu ada beberapa opsi yang memungkinkan para mahasiswa untuk mendapatkan edukasi dengan kurikulum dari Amerika Serikat, dan membantu mereka untuk lulus dengan gelar sarjana dengan tepat waktu dengan tetap berada di Indonesia.
Caranya, orangtua dan peserta didik harus mencari dan mendaftar ke universitas yang menerapkan kurikulum seperti kurikulum negara tujuan. Dengan demikian substansiatau materi pembelajaran yang dicita-citakan oleh si anak bisa tercapai meski belajar dilakukan dari rumah.