Selama pandemi virus corona (Covid-19) pengelola Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta merilis jadwal terbaru jam buka./Wikipedia
Travel

Berwisata ke Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Ini Jadwal Terbarunya

Yudi Supriyanto
Sabtu, 5 September 2020 - 11:22
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mengeluarkan layanan kunjungan selama pandemi Covid-19. Museum tutup pada Sabtu, Minggu, dan Hari Libur Nasional.

Dilansir dari laman media sosial Instagram Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, museum buka untuk pengunjung pada Senin - Jumat, Pukul 09.00 - 15.00 WIB. 

Kemudian, museum juga tidak menyediakan fasilitas parkir untuk pengunjung museum. Pengunjung dapat menggunakan area parkir di sekitar kawasan museum.

Tidak hanya itu, untuk mengunjungi museum, pengunjung juga harus mengikuti sejumlah protokol, seperti wajib memakai masker, cuci tangan pakai sabun atau menggunakan hand sanitizer, pemeriksaan suhu tubuh, jaga jarak minimal 1,5 meter saat antre dan di area museum, dilarang berkerumun, dan mengurangi kontak fisik. 

Sejarah Singkat

Dilansir dari laman Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Benteng vredeburg pertama kali dibangun pada 1760 atas perintah  Sri Sultan Hamengku Buwono I dan permintaan pihak pemerintah Belanda yang saat itu dipimpin oleh Nicolaas Harting yang menjabat sebagai Gubernur Direktur Pantai Utara Jawa. 

Adapun dalih awal tujuan pembangunan benteng ini adalah untuk menjaga kemananan keratin. 

Akan tetapi, maksud sebenarnya dari keberadaan benteng ini adalah untuk memudahkan pengawasan pihak Belanda terhadap segala kegiatan yang dilakukan pihak keraton Yogyakarta. 

Pembangunan benteng pertama kali hanya mewujudkan bentuk sederhana, yaitu temboknya yang ahnya berbahankan tanah, ditunjang dengan tiang-tiang yang terbuat dari kayu pohon kelapa dan aren, dengan atap ilalang. 

Bangunan tersebut dibangun dengan bentuk bujur sangkar yang di keempat ujungnya dibangun seleka atau bastion. Oleh Sri Sultan HB IV, keempat sudut itu diberi nama Jaya Wisesa (sudut barat laut), Jaya Purusa (sudut timur laut), Jaya Prakosaningprang (sudut barat daya), dan Jaya Prayitna (sudut tenggara).

Kemudian pada masa selanjutnya, gubernur Belanda yang bernama W.H. Van Ossenberg mengusulkan agar benteng ini dibangun lebih permanen dengan maksud keamanan yang lebih terjamin. 

Kemudian pada 1767, pembangunan benteng mulai dilakukan di bawah pengawasan seorang arsitek Belanda bernama Ir. Frans Haak dan pembangunannya selesai pada 1787.

Setelah pembangunan selesai, benteng ini diberi nama "Rustenburg" yang berarti benteng peristirahatan. Pada 1867, terjadi gempa hebat di Yogyakarta dan mengakibatkan banyak bangunan yang runtuh, termasuk Rustenburg. 

Kemudian, segera setelahnya diadakan pembangunan kembali benteng Vastenburg ini yang kemudian namanya diganti menjadi "Vredeburg" yang berarti benteng perdamaian. Hal ini sebagai wujud simbolis manifestasi perdamaian antara pihak Belanda dan Keraton.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro