Bisnis.com, JAKARTA- Pernahkah wajah Anda tampak memerah dan terasa sensitif, namun setelah diperiksa lebih dekat, ternyata bukan jerawat? Kondisi kulit seperti ini bisa saja merupakan rosacea, suatu gangguan kulit yang kerap disalahartikan sebagai jerawat karena memiliki gejala yang mirip.
Padahal, meski tampak serupa, jerawat dan rosacea memiliki penyebab, pemicu, dan cara penanganan yang sangat berbeda. Mengetahui perbedaan keduanya penting agar Anda bisa memilih perawatan yang tepat dan efektif, serta menghindari perburukan kondisi kulit.
Apa Penyebab Jerawat dan Rosacea?
Dilansir dari goodrx.com, Senin (21/4/2025) meskipun jerawat dan rosacea bisa terlihat mirip, tetapi penyebab utamanya sangat berbeda.
Jerawat terjadi ketika pori-pori tersumbat oleh minyak berlebih (sebum) dan sel kulit mati. Pori-pori yang tersumbat ini bisa terinfeksi oleh bakteri, sehingga menimbulkan peradangan dan menghasilkan komedo, jerawat, atau bahkan kista.
Beberapa faktor yang dapat memicu jerawat antara lain:
* Perubahan hormon, seperti saat pubertas, menstruasi, atau kehamilan
* Pola makan tinggi gula atau makanan dengan indeks glikemik tinggi, yang dapat meningkatkan kadar insulin dan produksi minyak
* Obat-obatan tertentu, seperti testosteron, kortikosteroid, atau beberapa jenis pil KB
* Stres, yang dapat memicu ketidakseimbangan hormon dan peradangan
Rosacea
Berbeda dengan jerawat, rosacea adalah kondisi kulit kronis yang bersifat inflamasi, biasanya menyerang bagian tengah wajah (pipi, hidung, dagu). Penyebab pastinya belum diketahui.
Beberapa faktor menyebabkan Rosacea antara lain:
* Gangguan pada sistem kekebalan tubuh
* Faktor genetik
* Pembuluh darah yang terlalu aktif, yang bereaksi kuat terhadap pemicu seperti cuaca panas, makanan pedas, atau alkohol
* Keberadaan tungau kulit (Demodex), yang sebenarnya tidak berbahaya bagi kebanyakan orang, namun bisa berperan pada penderita rosacea
Dapatkah Jerawat dan Rosacea timbul bersamaan di wajah?
Ya, memungkinkan untuk mengalami keduanya sekaligus, meskipun hal ini tidak terlalu umum terjadi.
Rosacea umumnya muncul pada usia antara 30 hingga 60 tahun, sedangkan jerawat lebih sering dialami oleh remaja dan dewasa muda. Namun, jerawat hormonal juga bisa muncul di usia yang lebih tua yang kebetulan merupakan rentang usia di mana rosacea juga sering terjadi.
Bagaimana Cara Mengobati Rosacea?
Dilansir dari myclevelandclinic.org, pengobatan rosacea bervariasi pada setiap orang, dan fokus utamanya adalah untuk meringankan atau mengurangi gejala serta mencegahnya agar tidak semakin parah.
Beberapa opsi pengobatan untuk rosacea meliputi:
1. Obat-obatan
Terdapat beberapa jenis obat oral (diminum) dan topikal (oles) yang digunakan untuk mengatasi benjolan, jerawat, dan kemerahan akibat rosacea. Obat-obatan ini membantu mengendalikan gejala dan mengurangi frekuensi kekambuhan.
2. Perawatan Laser
Dokter dapat menggunakan laser untuk menghilangkan pembuluh darah yang terlihat dan mengurangi tingkat kemerahan pada kulit.
3. Tindakan Bedah
Pada kasus rosacea yang parah, dokter mungkin menyarankan operasi untuk memperbaiki bentuk hidung yang mengalami perubahan akibat kondisi yang dikenal sebagai rhinophyma.
Obat-Obatan untuk Mengatasi Rosacea
Dokter Anda mungkin akan meresepkan beberapa jenis obat untuk menangani gejala rosacea, seperti:
* Antibiotik seperti doxycycline (dalam bentuk pil, gel, atau krim) untuk mengurangi benjolan dan jerawat.
* Gel brimonidine untuk mengurangi kemerahan pada wajah.
* Krim atau gel yang mengandung asam azelaic, ivermectin, atau metronidazole untuk meminimalkan benjolan dan jerawat.
Meskipun keduanya sama-sama melibatkan peradangan dan kemerahan pada kulit, memahami akar masalahnya sangat penting untuk pengobatan yang tepat. (Siti Laela)