Bisnis.com, JAKARTA – Michelin-star mengeluarkan rekomendasi sebuah restoran baru di kawasan Pecinan, Singapura, yang mana mengusung konsep interior rumah dengan piringan hitam dari musik lama untuk bernostalgia.
Dikutip dari Channel News Asia, Rabu (16/9/2020), bisakah Anda membayangkan menikmati makan malam dengan orang terkasih, duduk di sofa yang nyaman, menikmati wine yang nikmat, sembari melihat interior ragam piringan hitam untuk mengajak anda bernostalgia. Anda disajikan suasana seolah sedang berada di rumah, padahal Anda sedang berada di lantai dua pertokoan di kawasan Pecinan, Singapura.
Konsep yang diusung restoran bernama ‘Appetite’ ini adalah inovasi untuk pengembangan lanjutan dari restoran Nouri di Jalan Amoy yang membuat sang pemilik, Chef Ivan Brehm memenangkan award.
“Kami mengusung multiple-concept agar setiap tamu bisa saling terhubung melalui musik, pengetahuan, seni, makanan, dan ragam hal lain dengan cara yang lebih efektif,” ujar Chef Ivan.
Sebelumnya, restoran ini adalah kantor pengacara, dengan lantai dua dan tiga yang sempat menjadi tokok. Kini dua lantai itu telah bertransformaso menjadi ruang keluarga yang nyaman, dapur sederhana, dengan rak-rak berisi 3.000 piringan hitam dari musik zaman dulu. Adapula galeri seni yang memamerkan ragam wine.
Selain itu, menu di restoran Appetite juga mengembangkan filosofi kuliner yang diihami oleh Chef Brehm. Chef Ivan Brehm memang dikenal sebagai praktisi kuliner yang gemar bereksperimen dengan beragam bahan dan bumbu dari berbagai budaya di setiap daerah yang berbeda.
Sejumlah makanan yang tersaji bisa dikatakan sejenis dengan jajanan pasar, misalnya; King Crab, Bhel Puri, kue pie, kerupuk, tortilla dengan ebi. Tak hanya itu, Appetite juga mempunyai daftar menu wine yang sangat beragam dan nikmat termasuk Chateau Bargylus yang mana diproduksi di Suriah.
Ada pula wine yang paling ‘berbahaya’ karena kenikmatannya, yaitu Domaine Bargylus. Jenis wine ini diproduksi dan dipasarkan di pusat kota negara-negara Timur Tengah. Domaine Bargylus telah menjadi satu-satunya wine asal Suriah yang kini sudah masuk dalam daftar menu restoran Michelin-star di seluruh dunia.
Meski demikian, Chef Brehm mengakui ide untuk menghadirkan wine ini dalam menu membutuhkan banyak pertimbangan. Keputusan ini diambil setelah pihaknya sepakat bahwa restoran Nouri membutuhkan inovasi tambahan dan eksperimen baru lewat wine.
“Nouri awalnya beroperasi sangat modern, tidak tradisionalis, bagian riset kami pun menargetkan untuk menyajikan saja. Namun pemahaman soal makanan dan budaya masyarakat di dunia itu membuat kami mengambil langkah ini,” ujarnya.
Saat ini Chef Brehm mengaku sedang membentuk yayasan dari donasi dan bantuan pemerintah untuk mendorong terbangunnya ruang kreatif baru dalam kajian kuliner budaya dari seluruh dunia.
“Kami tahu kami butuh sebuah ruang untuk riset, seperti di Appetite, namun menjadi pusat riset, namun juga menjadi tempat yang bisa menjadi ruang berbisnis baru untuk mendorong inovasi riset-riset kuliner,” sambungnya.