Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi virus corona baru atau Covid-19 masih terus berlangsung. Disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan, corona memiliki gejala yang mirip dengan flu dan bahkan dengan penyakit tifus.
Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, mengatakan bahwa virus corona baru sebagai great imitator atau penipu ulung karena gejalanya bisa menyerupai gejala dari penyakit lain.
Oleh sebab itu, dia meminta kepada masyarakat untuk senantiasa mewaspadai sejumlah gejala yang dialami, terkait dengan gejala Covid-19 yang mirip penyakit seperti flu biasa dan bahkan tifus.
Dia menuturkan beberapa gejala yang mirip dari penyakit Covid-19, flu biasa, dan tifus adalah demam tinggi. Ketiganya memiliki gejala umum yang serupa kendati tidak sepenuhnya akan muncul dalam setiap kondisi pasien.
"Itu adalah fakta [demam tinggi terjadi pada orang Covid-19, flu, dan tifus]. Ketiga penyakit ini punya gejala yang sama yaitu demam tinggi. Tapi gejalanya tidak 100 persen ada," katanya dalam diskusi virtual di TV One, seperti dikutip Rabu (23/9).
Dia menjabarkan pada pasien Covid-19, riset awal di China menunjukkan bahwa 95 persen pasien mengalami gejala demam tinggi. Sementara itu, data yang dilaporkan dari FKUI menunjukkan hanya sekitar 85 persen pasien positif yang mengalami gejala tersebut.
Adapun, lanjutnya, penyakit flu biasa yang disebabkan oleh virus influenza juga menyebabkan adanya demam tinggi. Begitu juga dengan penyakit tifus yang umumnya menyebabkan demam pada malam hari.
Demam tinggi sendiri, kata Ari, bisa menjadi gejala dari berbagai penyakit lain seperti flu, tifus, demam berdarah, saluran kencing, Covid-19, dan yang lainnya. Dia mengimbau kepada masyarakat agar teliti membedakan gejalanya terkait dengan kasus penyakit pandemi Covid-19.
"Lihat lagi demam tifus itu seperti apa, biasanya naik turun pada malam hari dan gejala pencernaannya yang lebih dominan, bisa diare dan susah buang air besar. Flu itu lebih dominan bersin dan batuk banyak, bisa sampai mukanya merah," katanya.
Sementara, Covid-19 lebih banyak lagi gejala yang bisa ditunjukkan. Bisa saja gejalanya datang seperti demam tifus atau flu, tapi harus dilihat lebih lama apakah kondisinya semakin memburuk atau tidak, dan mengembangkan gejala lain seperti yang sudah diketahui publik.
Selain itu, perlu juga dilihat faktor lain seperti riwayat kontaknya. Apakah orang yang mengalami gejala tersebut pernah melakukan kontak dengan orang lain yang berisiko atau melakukan aktivitas di luar rumah yang rawan terinfeksi penyebaran virus corona baru.