Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah penelitian terbaru menemukan adanya hubungan antara kepadatan mineral tulang yang lebih rendah dengan kesehatan kardiovaskular yang lebih buruk, baik pada pria maupun wanita.
Penelitian yang dilakukan oleh Queen Mary University of London dan Medical Research Council Lifecourse Epidemiologi Unit (MRC LEU) ini diterbitkan dalam Journal of Bone and Mineral Research.
Dilansir dari MedicalXpress, Selasa (29/9/2020) penelitian tersebut menggunakan kohort UK Biobank yang unik secara internasional untuk menyelidiki hubungan antara tulang dan kesehatan jantung. Mereka menggunakan kombinasi pencitraan dan data biomarker darah.
Osteoporosis dan penyakit jantung adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting. Kondisi ini memiliki sejumlah faktor risiko seperti bertambahnya usia, merokok, dan gaya hidup yang pasif.
Penelitian menunjukkan bahwa mungkin ada hubungan antara kedua kondisi tersebut, bahkan setelah memperhitungkan faktor risiko bersama. Hal ini menunjukkan bahwa mungkin ada jalur biologis yang menghubungkan kedua kondisi itu.
Namun, studi penelitian ini kurang mengukur secara objektif kesehatan tulang dan jantung, hanya terbatas pada studi terhadap sejumlah kecil orang untuk periode yang relatif singkat.
Para peneliti menemukan bahwa kepadatan tulang yang lebih rendah dikaitkan dengan kekakuan arteri yang lebih besar, hal ini menunjukkan kondisi kesehatan kardiovaskular yang buruk, terjadi pada pria maupun wanita.
Mereka juga menemukan bahwa individu dengan kesehatan tulang yang buruk memiliki peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung iskemik. Hubungan ini tidak dijelaskan oleh faktor risiko bersama.
Zahra Raisi-Estabragh, rekan penelitian dari Queen Mary University of London, mengatakan bahwa studi mereka menunjukkan hubungan yang jelas antara penyakit tulang dan kesehatan kardiovaskular.
"Patofisiologi yang mendasari poros jantung tulang adalah hal yang kompleks dan multifaset, serta kemungkinan besar sangat bervariasi pada pria dan wanita," tandasnya.
Steffen Peterson dari Queen Mary University of London yang mengawasi proyek tersebut menyatakan bahwa peningkatan pemahaman tentang faktor-faktor penentu baru penyakit jantung adalah kunci untuk meningkatkan pencegahan penyakit dan pengobatan kesehatan.