Bisnis.com, BEKASI - Bersepeda menjadi salah satu aktivitas yang digemari masyarakat belakangan ini. Alih-alih bersepeda sekadar untuk berolahraga atau mengisi waktu luang, beberapa orang mulai menjadikannya sebagai alat transportasi sehari-hari.
Selain memberikan manfaat bagi tubuh, bersepeda juga bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk menghemat pengeluaran oleh sebagian orang. Dengan bersepeda tentu tak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk membeli bahan bakar atau membayar parkir.
Oleh karena itu, jangan heran jika makin banyak pekerja Ibukota yang memutuskan untuk bersepeda dari tempat tinggal ke tempat kerjanya setiap hari.
Bagi mereka yang tinggal tak begitu jauh dari tempat kerjanya tentu tak jadi persoalan. Namun, bagaimana dengan mereka yang tinggal jauh dari tempat kerjanya seperti di kota-kota penyangga?
Bersepeda dari rumah ke tempat kerja tentunya bukan pilihan bijak. Alih-alih bugar, tubuh justru kelelahan dan berdampak pada produktivitas.
Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line dan Moda Raya Terpadu (MRT) memang bisa dijadikan solusi. Mereka yang menggunakan sepeda lipat bisa membawa sepedanya naik kereta untuk kemudian turun di stasiun terdekat dari tempat kerjanya.
Walaupun demikian, perlu diingat bahwa jangkauan dari moda transportasi berbasis rel itu tak terlalu luas. Masih banyak kawasan pemukiman yang belum terjangkau oleh layanan moda transportasi tersebut.
Lantas, bagaimana solusinya bagi Anda yang ingin menggunakan sepeda, khususnya sepeda lipat ke tempat kerja dan tinggal jauh dari stasiun KRL Commuter Line maupun MRT?
Tak perlu khawatir, karena pada Minggu (18/10/2020) lalu Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) melalui para operator menyediakan layanan bagasi sepeda lipat di bus Jabodetabek Residence Connexion (JR Connexion).
Untuk saat ini, dari 8 operator JR Connexion yang saat ini beroperasi, sudah ada 6 operator JR Connexion dengan 14 unit bus ke 10 rute yang telah menyiapkan fasilitas bagasi gratis bagi pengguna JR Connexion yang membawa sepeda lipat.
Sebagai catatan JR Connexion adalah bus yang melayani rute dari kawasan pemukiman di kota-kota penyangga ke jantung Ibukota.
Bisnis berkesempatan untuk menjajal bagaimana rasanya membawa sepeda lipat menggunakan bus JR Connexion yang dioperasikan oleh Perum Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD). Salah satu rute yang dilayani oleh operator plat merah itu adalah Mega City Bekasi (Bekasi Barat)-Plaza Senayan PP.
Sepeda lipat yang digunakan oleh Bisnis ukurannya terbilang kecil, lingkar rodanya hanya 16 inci. Oleh karena itu, untuk menaikturunkannya dari atas bus tak terlalu sulit.
Saat proses naik maupun turun asisten pengemudi dengan sigap membantu dan langsung menempatkan sepeda di rak yang tersedia. Proses naik maupun turun dilakukan lewat pintu samping yang ukurannya sangat lebar dan tak digunakan untuk naik turun penumpang.
Selama perjalanan, sepeda tetap aman berada di rak yang tersedia. Karena di rak tersebut juga tersedia tali pengikat untuk mengamankan sepeda dari guncangan.
Asisten pramudi juga ikut membantu memastikan apakah sepeda sudah terikat dengan baik atau belum.
Bus yang beroperasi menuju Jakarta pada pagi hari dan kembali ke kota-kota penyangga pada sore sampai dengan malam hari ini tarifnya Rp 23.000.Tarif tersebut merupakan tarif khusus selama pandemi Covid-19 lantaran bus ini harus memangkas kapasitasnya hingga separuh dari kapasitas awal 34 tempat duduk.
Menurut salah satu Petugas Layanan JR Connexion Januar, untuk sementara belum seluruh armada JR Connexion terpasang bagasi sepeda lipat.
"Belum semua sementara, masih bertahap [dipasangi]," katanya kepada Bisnis ketika ditemui di Mega City Bekasi pada Selasa (20/10/2020).
Adapun, untuk frekuensi jadwal keberangkatan berkisar 10 menit-1 jam sekali tergantung masing-masing rute yang dilayani. Rute Mega City Bekasi-Plaza Senayan merupakan salah satu rute ramai dengan frekuensi pemberangkatan cukup sering hingga 10 menit sekali.
Perjalanan dari Mega City Bekasi-Plaza Senayan ditempuh dalam waktu 50 menit dengan kondisi jalan cukup padat.
Terkait dengan bagasi sepeda lipat di bus JR Connexion, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan layanan bagasi gratis bagi sepeda lipat pada JR Connexion merupakan salah satu terobosan baru. Layanan ini diharapkan dapat mendorong masyarakat menjadikan sepeda tidak hanya dimanfaatkan untuk olahraga saja, tetapi menjadi salah satu alternatif dalam bertransportasi pada aktivitas sehari-hari.
Dia mengatakan Non Motorised Transportation (NMT) seperti sepeda menjadi salah satu pilar penting dari penyelenggaraan transportasi perkotaan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, karena terkait langsung dengan isu-isu global seperti isu lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.
“NMT dalam bentuk jalan kaki dan bersepeda dikenal di seluruh dunia sebagai bagian dari sistem transportasi perkotaan. Kami tengah berupaya menjadikan Indonesia negara yang ramah bagi pejalan kaki dan sepeda melalui pembangunan fasilitas sarana dan prasarana pendukungnya,” ungkapnya, Minggu (18/10/2020).
Budi menuturkan penggunaan sepeda menjadi bagian dari kebiasaan bertransportasi massal khususnya terkait dengan first mile dan last mile.
First mile adalah tahapan bertransportasi dari titik awal menuju sarana transportasi massal terdekat sedangkan last mile adalah tahapan bertransportasi setelah dari angkutan umum massal menuju titik tujuan terakhir.