Bisnis.com, JAKARTA – Peneliti dari University of California (UC) di Berkeley Amerika Serikat telah mengumpulkan sampel kotoran manusia untuk menentukan daerah ‘hotspot’ dimana virus corona (Covid-19) paling umum ditemukan.
"Jika bisa mengumpulkan sampel yang mewakili dan menganalisanya [kotoran], Anda bisa mengumpulkan banyak informasi," ungkap pemimpin penelitian Kara Nelson, profesor teknik sipil dan lingkungan di UC Berkeley dikutip dari Fox News pada Jumat (30/10/2020).
Bukti dari infeksi Covid-19 seringkali muncul dalam sampel limbah. Lalu peneliti memutuskan mencari sample dari selokan akan lebih efisien daripada pergi dari pintu ke pintu untuk meminta sampel dari penduduk.
Sampel kotoran manusia ini dikumpulkan di daerah San Francisco Bay Area. Air limbah di selokan secara alami terkumpul dari ratusan hingga jutaan orang dalam satu sampel.
Badan-badan air limbah dari tiga kabupaten Bay Area membantu proyek tersebut dengan mengharapkan kabupaten keempat segera bergabung.
Sampel dikumpulkan di gudang saluran pembuangan di mana limbah dari beberapa saluran pembuangan berkumpul dalam satu stasiun pengolahan.
Sampel dapat mencakup limbah dari beberapa ribu hingga ratusan ribu penduduk ungkap ilmuwan ini.
Kemudian DNA dalam sampel ini diperiksa untuk menentukan keberadaan virus corona, dengan bantuan dari Departemen Molekuler dan Biologi Sel UC Berkeley dalam prosesnya.
Tim UC Berkeley berharap dapat membagikan metode dan informasinya dengan bagian lain AS untuk membantu mereka mempelajari tingkat infeksi di wilayah tersebut ungkap Nelson.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
