Pemeriksaan tes swab di Puskesmas Kecamatan Kemayoran, Selasa (9/6/2029). /Antara
Health

Hasil Virus Corona Berbeda, Ini Tes Covid-19 Paling Akurat...

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Kamis, 3 Desember 2020 - 17:08
Bagikan

Bagaimana Bisa Hasil Tes Covid-19 Berbeda?

Bisnis.com, JAKARTA -- Kabar Gubernur DKI Jakarta Bapak Anies Baswedan terpapar Covid-19 sangat mengagetkan apalagi penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus SARS COV-2 ini semakin hari semakin tidak membaik.

Menurut dr. Muhammad Irhamsyah, Sp.PK, M.Kes, Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bekasi Timur menyatakan penatalaksanaan pelayanan Covid-19 kepada masyarakat adalah tugas tim medis untuk memberikan literasi mengenai Covid-19 agar masyarakat lebih terarah dalam keterlibatannya menangani pemutusan rantai penularan Covid-19.

Namun, penanganan pandemi Covid-19 tidak hanya menjadi peran pemerintah dan tim medis tetapi juga menjadi peran masyarakat yang sangat penting dalam penanganan pandemi ini. Dari segi pelayanan dan pemeriksaan laboratorium, tentunya fungsi secara umum pemeriksaan laboratorium adalah untuk menunjang screening, diagnostik, monitoring terapi, dan prognosis penyakit.

Selama hampir satu tahun ini, pandemi COVID-19 ini masih menuai pertanyaan-pertanyaan yang sama mengenai keakuratan alat-alat pemeriksaan deteksi virus SARS COV-2 ini. Hal ini disebabkan terlalu banyak jenis bahkan brand alat-alat pemeriksaan yang sudah beredar di pasaran.

Terdapat dua jenis pemeriksaan untuk deteksi COVID-19 di Indonesia yang pertama yaitu dengan metode rapid (tes cepat) dan yang kedua yaitu dengan prinsip tes deteksi materi genetic virus (PCR “Polymerase Chain Reaction”) atau alat tes material genetik lain yang telah beredar. Prinsip-prinsip tes laboratorium tersebut memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing.

Menurut Muhammad terdapat dua metode rapid test yaitu tes rapid antibodi dengan menggunakan sampel darah atau serum dan tes swab.

Tes rapid memiliki keunggulan hasil cepat (dalam hitungan menit), mudah dilakukan, dan murah. Namun, kelemahannya adalah keakuratan hasil yang terkadang masih menjadi pertanyaan untuk masyarakat. Keakuratan suatu tes sangat dipengaruhi oleh faktor seberapa sensitif dan seberapa spesifik suatu alat untuk mendeteksi suatu penyakit.

Selain itu, menilai keakuratan metode rapid tes seharusnya perlu diperhatikan faktor seorang pelaksana tes yang memang kompeten, pelaksanaan waktu dan lokasi yang tepat, serta prosedur pelaksanaan tes yang tepat dan benar. Perlu diketahui metode rapid yang digunakan saat ini memang masih perlu kita gunakan khususnya pada lokasi daerah yang tidak tersedia pelayanan PCR.

Kedua, pemeriksaan deteksi material genetik atau dikenal dengan tes PCR. Tes PCR saat ini adalah real time PCR yaitu deteksi material genetik SARS-COV2 melalui pengambilan swab pada nasofaring dan orofaring. Prinsip pemeriksaan alat PCR ini adalah mendeteksi materi genetik virus (RNA) secara berulang-ulang sehingga memakan waktu proses hitungan jam dan hasilnya bisa kita lihat secara real time.

“Secara singkat, tes PCR atau tes materi genetik lain adalah suatu metode deteksi penyakit COVID-19 yang paling akurat dan diandalkan saat ini karena prinsip deteksinya menggunakan teknologi yang canggih,” ujarnya, Kamis (3/11/2020).

Saat ini, pemeriksaan tes PCR adalah satu-satunya prinsip tes yang bisa kita percayakan sebagai hasil tes konfirmasi penyakit paling baik untuk deteksi Covid-19. Namun, perlu diperhatikan untuk beberapa alat deteksi material genetik SARS COV2 lainnya yang beredar di masyarakat dengan menawarkan deteksi yang cepat hanya hitungan menit pada dasarnya masih dalam tahap pembahasan terkait efektivitasnya.

Pelayanan pemeriksaan laboratorium khususnya PCR ini adalah pelayanan yang dimulai dari tahap PRE ANALITIK yaitu penanganan sampel sebelum memasuki ruangan laboratorium (meliputi pengambilan swab, penanganan atau penyimpanan, dan transportasi pengiriman sampel), ANALITIK yaitu proses analisis sampel hingga mengeluarkan hasil, dan POST ANALITIK yaitu mengeluarkan hasil pemeriksaan kemudian diserahkan kepada pasien. Hasil pemeriksaan tes PCR merupakan metode tes dengan hasil keakuratan hingga 100%.

Muhammad menambahkan, walaupun tingkat keakuratannya PCR Tes adalah 100%, namun perlu diperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil akurasi pemeriksaan PCR tes seperti faktor jenis sampel, ketepatan teknik pengambilan sampel, penanganan atau penyimpanan sampel, transport sampel ke laboratorium, sumber daya manusia yang melakukan analisis, prinsip tes alat deteksi, quality control alat, serta standar prosedur operasional yang sesuai dan tepat.

Isu lain saat ini di masyarakat adalah mendapatkan hasil tes PCR yang berbeda-beda antar satu laboratorium atau rumah sakit. Terkait perbedaan ini, tentu kita perlu memperhatikan faktor preanalitik, analitik, dan post analitik tadi.

“Proses pengambilan, penanganan, penyimpanan, transportasi, dan analisa sampel swab yang tidak tepat akan menyebabkan hasil pemeriksaan yang tidak akurat,” sambungnya.

Namun, yang menjadi masalah dan perlu masyarakat ketahui adalah waktu pengambilan swab yang berbeda akan menyebabkan hasil pemeriksaan yang berbeda.

Seperti contoh misalnya seseorang yang melakukan PCR di Primaya Hospital positif namun keesokan harinya melakukan swab di rumah sakit lain dan hasilnya negatif. Hal tersebut bisa saja terjadi karena SARS COV2 sudah tidak ada lagi di dalam tubuh orang tersebut.

Kemudian, apa itu hasil PCR “inkonklusif”? Inkonklusif berarti hasil pemeriksaan laboratorium yang tidak terdeteksi positif atau negatif. Hal tersebut bisa disebabkan karena hanya sebagian gen target COVID-19 yang terdeteksi dan biasanya disebabkan oleh konsentrasi material genetik pada swab yang sangat rendah atau oleh adanya mutasi gen COVID-19 karena yang seperti kita ketahui, SARS COV2 adalah virus yang sangat mudah bermutasi. Jika didapatkan hasil inkonklusif tersebut, maka disarankan masyarakat dapat melakukan pengambilan sampel kembali.

Penanganan seseorang yang terinfeksi COVID-19 tidak bisa mengandalkan hanya dari pemeriksaan PCR saja, khususnya apabila seseorang yang positif COVID-19 namun tidak merasakan gejala apapun.

Oleh karena itu, diperlukan konsultasi ke dokter untuk mengetahui lebih lanjut kesehatan Anda dari hasil wawancara, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang lain yang dilakukan oleh dokter agar dapat dilakukan penanganan pasien COVID-19 yang lebih tepat dan terarah.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro