Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan uji lab obat herbal dari daun ketepeng dan benalu bermarga dendroptoe untuk penyembuhan Covid-19 di Lab Cara Pembuatan Obat Tradisional Baik (CPOTB) Pusat Penelitian Kimia LIPI, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. ANTARA/Muhammad Iqbal
Health

Gunakan Iradiasi, Produk Herbal Lebih Hemat Biaya

Lukas Hendra TM
Senin, 7 Desember 2020 - 18:52
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pemanfaatan teknologi iradiasi untuk obat herbal dinilai memberikan manfaat yang besar yakni dengan penghematan biaya produksi. Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) memiliki jasa iradiasi. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Rudi Permana, Production Planning and Inventory Control Manager (PPIC Manager) PT Liza Herbal Internasional, pada  webinar Peran Iradiator Gamma Merah Putih dalam Meningkatkan Kualitas dan Keamanan Pangan, Minggu (06/12/2020).

Menurutnya, dengan penggunaan teknologi iradiasi, pihaknya dapat menghemat biaya produksi secara signifikan karena umur simpan produk kami menjadi lebih lama.

“Semula kami hanya dapat memproduksi kurang lebih 4.000 botol perbulan, sekarang kami dapat memproduksi belasan ribu botol perbulannya. Hal ini tentu saja memberikan keuntungan yang besar untuk perusahaan kami,” katanya, seperti dikutip dari laman Batan, Minggu (6/12/2020). 

PT Liza Herbal Internasional merupakan produsen obat herbal. Terbuat dari tanaman dan rempah yang alami, obat herbal memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki efek samping. PT Liza Herbal Internasional telah menggunakan jasa iradiasi Batan untuk mengawetkan produknya sejak tahun 2008.

Dia menambahkan sebelum diiradiasi, waktu simpan produk herbal mereka rata-rata hanya 3 – 4 bulan. Oleh karena itu, seringkali mereka membuang sisa – sisa produk yang tidak terpakai. Namun sejak menggunakan teknologi iradiasi masa simpannya hingga 2 tahun 3 bulan.

“Yang menjadi kelemahan iradiasi untuk produk LHI adalah banyaknya masyarakat yang masih meragukan hasil produk yang telah diiradiasi,” ujarnya.

Rudi mengungkapkan masyarakat masih takut akan efek samping hasil iradiasi. Ini dimungkinkan karena pemahaman yang kurang pada masyarakat mengenai iradiasi.

“Kelemahan yang lain adalah irradiator tidak bisa mengiradiasi produk yang menggunakan gelas kemasan, karena hasil radiasi akan membuat kemasan gelas berubah warna,” jelasnya.

PT Liza Herbal Internasional (LHI) membawa semua hasil produksinya ke Iradiator Gamma Merah Putih. PT LHI melakukan uji laboratorium pada produknya sebelum dan sesudah iradiasi, hasil dari uji lab menunjukan angka yang masih berada dalam standar BPOM.

Indra Milyardi, Subkoordinator Loka Iradiator Gamma Merah Putih – Batan, mengungkapkan bahwa Iradiator Gamma Merah Putih per tahun setidaknya telah melakukan iradiasi 1.000 ton produk. Produk terbanyak berasal dari produk herbal, kemudian pangan, alat kesehatan, kosmetik dan lain-lain.

 

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Lukas Hendra TM
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro