Bisnis.com, JAKARTA - Para tenaga medis profesional Jepang berencana menambah ranjang rumah sakit guna mengatasi lonjakan pasien virus corona.
Melansir Perusahaan Penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK) pada Selasa (19/1/2021), Asosiasi Kedokteran Jepang, Asosiasi Rumah Sakit Seluruh Jepang, dan dua organisasi lainnya berencana untuk mengelar pertemuan pertama satuan tugas yang baru pada pekan ini.
Asosiasi-asosiasi tersebut membentuk panel di saat institusi-institusi medis di seluruh Jepang tengah berjuang dengan lonjakan kasus.
Pekan lalu, Perdana Menteri Jepang Suga Yoshihide bertemu para pemimpin grup medis. Suga menawarkan bantuan pemerintah bagi institusi-institusi medis, dan meminta kerja sama dalam menyediakan tambahan ranjang rumah sakit bagi pasien Covid-19.
Pengamat menilai rumah sakit swasta menerima lebih sedikit pasien virus corona dibandingkan rumah sakit publik karena rumah sakit swasta memiliki fasilitas yang lebih sedikit dan jumlah staf yang terbatas.
Presiden Asosiasi Kedokteran Jepang Nakagawa Toshio menyarankan rumah sakit besar bisa menyediakan lebih banyak ranjang bagi orang-orang yang dinyatakan positif virus corona, sementara institusi yang lebih kecil menyediakan layanan medis rutin.
Kekhawatiran kewalahannya sistem perawatan medis muncul saat pasien di rumah sakit di Tokyo melampaui 1.800 untuk pertama kalinya sepekan lalu Jumlahnya mencapai rekor untuk tiga hari berturut-turut.
Ranjang rumah sakit yang disediakan oleh Pemerintah Metropolitan telah terisi lebih dari 70 persen. Jumlahnya mendekati rekor 71,3 persen saat gelombang kedua virus korona melanda Tokyo pada musim panas lalu.
Pemerintah Metropolitan meminta institusi-institusi medis untuk menambah jumlah ranjang menjadi 3.000 dengan menyediakan 360 ranjang tambahan, termasuk 50 bagi pasien dengan kondisi serius.
Otoritas pemerintah berencana untuk mengatasi kekurangan ranjang dengan menggunakan sejumlah tempat penginapan untuk orang-orang tanpa gejala atau yang bergejala ringan.