Bisnis.com, JAKARTA – Studi yang dilakukan oleh Institute for Genomics and Evolutionary Medicine di Temple University mencoba melacak mutasi pada virus corona kembali ke nenek moyangnya yang paling awal dan menemukan virus itu mungkin muncul pertama 3 bulan lebih awal dari yang diperkirakan.
Menurut penelitian itu, nenek moyang virus corona berasal dari pertengahan Oktober hingga November 2019. Sergei Pond, salah satu tim di balik laporan mengatakan semua bukti genetik yang ada memperjelas bahwa virus ini berasal dari China.
Pola penyebaran di seluruh dunia juga konsisten dengan penyebaran virus China di negara lain. Beijing baru mengumumkan kepada dunia bahwa mereka sedang memerangi penyakit menular baru pada 31 Desember 2019.
Dalam makalah terpisah yang diterbitkan pada tahun lalu, ilmuwan menganalisis pohon genetik dari 7.666 genom SARS-CoV-2 yang dikumpulkan di seluruh dunia. Mereka memperkirakan nenek moyang yang sama dengan strain corona kemungkinan besar muncul di China antara 6 Oktober hingga 11 Desember 2019.
“Keragaman genomik populasi SARS-CoV-2 global yang direkapitulasi di beberapa negara menunjukkan penularan Covid-19 di seluruh dunia secara luas, kemungkinan besar sejak awal pandemi,” kata para peneliti seperti dikutip Express UK, Senin (1/2).
Menurut laporan Mail on Sunday pada bulan lalu, penelitian terpisah melibatkan pemeriksaan catatan medis yang menunjukkan pasien mengalami penyakit mirip pneumonia yang misterius sejak awal September.
Arsip tersebut menunjukkan sekitar empat puluh pasien dirawat dengan penyakit baru yang menyerupai Covid-19, delapan di antaranya meninggal dunia selama menjalani perawatan di sebuah rumah sakit.
Adapun, pejabat China telah mempromosikan sejumlah teori yang belum terbukti tentang asal usul virus corona termasuk yang dimulai di Italia atau diimpor ke China dengan mengunjungi pasukan Amerika Serikat.
Minggu lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa virus itu mungkin berasal dari laboratorium di Maryland, Amerika Serikat. Adapun sejumlah tokoh AS, termasuk Donald Trump menyatakan bahwa virus berasal dari Wuhan.
Sementara itu, tim ahli World Health Organization (WHO) saat ini sedang menyelidiki asal muasal pandemi meskipun ada kekhawatiran bahwa upaya tersebut akan mendapatkan halangan oleh otoritas China.
Pihak WHO juga menyatakan upaya mencari tahu asal usul virus corona bukan untuk mendiskreditkan satu negara tapi untuk mencegah bencana serupa di masa mendatang. Selain itu, upaya ini akan membutuhkan waktu panjang dan bisa jadi tidak mungkin untuk menemukan pasien nol virus corona.