Bisnis.com, JAKARTA - Ramainya pemberitaan terkait swab anal untuk pemeriksaan Covid-19 di China membuat masyarakat bertanya-tanya mengenai keefektifannya. Lantas apa itu swab anal dan seperti apa faktanya?
Kandidat PhD di Fakultas Kedokteran Universitas Kobe, Jepang, dr Adam Prabata menjelaskan swab anal adalah memasukkan swab sepanjang 1-2 inci (2,5-5 cm) ke dalam anus. Tujuannya, mendapatkan sampel untuk pemeriksaan PCR Covid-19.
"Pemeriksaan swab anal termasuk pemeriksaan invansif dan tidak nyaman," ujar Adam seperti dikutip dari akun Instagram pribadinya @adamprabata, Senin (1/2/2021).
Swan anal memiliki keunggulan karena hasil PCR pada feses bertahan positif lebih lama dibandingkan swab nasofaring. "4-11 hari positif lebih lama setelah swab nasofaring negatif," imbuhnya.
Kendati demikian, hasil PCR positif pada swab anal/feses tidak berhubungan dengan kondisi klinis pasien. Sensitivitas swab anal untuk pemeriksaan PCR juga tidak tinggi dibandingkan dengan awan nasofaring atau orofaring.
Lantas bagaimana akurasinya untuk pemeriksaan Covid-19?
Adam menjelaskan bahwa tidak semua pasien yang terbukti terinfeksi Covid-19 menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan feses atau swab anal. Sensitivitas swab anal untuk mendeteksi Covid-19 hanya ada dalam rentang 24,1-57%.
Oleh karena itu, penggunaannya untuk melengkapi bukan sebagai pengganti swab nasofaring atau orofaring.
"Hanya digunakan sebagai pendukung atau pelengkap untuk meningkatkan sensitivitas pemeriksaan PCR," tukasnya.