Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat kematian akibat kanker paru di Indonesia saat ini menjadi salah satu yang tertinggi di dunia, dibandingkan dengan kanker lainnya.
Mengutip laporan terbaru Globocan 2020, persentase angka kematian kanker paru di Indonesia mencapai 13,2 persen dibandingkan dengan total kematian dari seluruh kanker lainnya. Penyakit ini merupakan kanker penyebab kematian terbanyak bagi pria sebanyak 18,5 persen dan menjadi salah satu penyebab kematian utama bagi perempuan sebanyak 7,1 persen.
Riwayat merokok bukan hanya satu-satunya penyebab kanker paru, walaupun masih menjadi penyebab utama. Di Asia Pasifik, jumlah wanita dan perokok pasif, menderita kanker paru lebih tinggi dibandingkan wilayah lain di dunia.
Hampir seluruh kasus kanker paru tersebut baru terdiagnosis di stadium lanjut. Oleh sebab itu para ahli menilai perlunya perhatian lebih terhadap kanker paru sebagai prioritas penanggulangan penyakit tidak menular.
Dokter Sita Laksmi Andarini Pokja Onkologi Toraks PDPI mengatakan kanker paru menjadi penyumbang kematian tertinggi di Indonesia. Pencegahan kanker paru dengan pengendalian konsumsi rokok dan promosi kesehatan bisa mengurangi jumlah kematian
“Pengendalian kanker melalui promosi kesehatan dan pengendalian rokok, meningkatkan kewaspadaan, dan deteksi dini, terutama pada kelompok risiko tinggi khususnya laki-laki, perokok, di atas usia 40 tahun,” tulisnya dalam keterangan resmi, Senin (8/2/20201)
Ketua Cancer Information and Support Center (CISC) Aryanthi Baramuli mengatakan seluruh pasien yang menderita kanker harus mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar.
“Bagi para pasien, dukungan dari seluruh pihak untuk penanganan kanker paru yang lebih baik sangat bermakna. Kami harap kedepannya kita dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematian pasien akibat kanker paru, dan meningkatkan kualitas hidup mereka,” kata Aryanthi.
Ketua Yayasan Kanker Indonesia Aru W. Sudoyo mengatakan bahwa tersedianya akses ke diagnostik yang memadai menjadi salah satu kunci untuk penanganan yang baik. Saat ini, skrining dan diagnostik masih menjadi kendala yang mengakibatkan pasien baru dapat mengetahui kanker ketika sudah di stadium lanjut.
Aru menambahkan bahwa usaha pengendalian rokok juga sangat penting untuk semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahayanya rokok bukan hanya untuk perokok aktif, tapi juga perokok pasif