Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia itu kaya budaya dan keberagaman cita rasa kuliner. Bahkan sejumlah kuliner khas Nusantara sudah dikenal dan tersebar ke berbagai negara. Tak heran jika karir di bidang industri kuliner semakin populer dan banyak diminati anak muda. Dunia masak memasak juga menjadi lebih glamor dan cepat berkembang.
William W. Wijaya, Chef de Cuisine Paulaner Brauhaus, Hotel Indonesia Kempinski, mengatakan ada beberapa hal yang menjadi bekal utama seorang pelaku industri kuliner.
Pertama, harus memiliki passion di dunia kuliner. Kedua, harus memiliki positive attitude. Ketiga, harus bisa bekerja dalam situasi apapun. Di samping itu, jika ingin sukses di dunia kuliner, hal lain yang harus dimiliki ialah visioner.
“Pikiran harus satu langkah lebih maju, dalam pengertian tempatkanlah diri mereka dengan pola pikir dan kemampuan di atas posisi yang sebenarnya,” tuturnya dalam keterangan yang diterima Bisnis, Kamis (1/4/2021).
Ia mencontohkan selangkan maju itu seorang karyawan biasa harus menempatkan diri sebagai seorang assistant supervisor, demikian juga seorang assistant supervisor harus berpikiran dan punya kemampuan seperti supervisor, terus begitu. Jadi bisa memacu dirinya lebih, dengan begitu bisa berkembang lebih cepat di dunia kuliner.
Selanjutnya, seorang calon chef juga harus memiliki target yang jelas, baik target dalam jangka waktu pendek maupun dalam jangka waktu panjang. Hal ini penting agar mereka lebih giat belajar dan bekerja. Misalnya dalam waktu satu tahun harus mendapatkan promosi, atau dalam waktu lima tahun pasang target harus menjadi seorang manajer outlet.
“Seorang chef juga tidak hanya bisa memasak, tapi juga harus memiliki soft skill, serta bisa berkomunikasi yang baik dengan sesama tim satu departemen atau dengan departemen lain. Selain itu juga harus memiliki conceptual skill, artinya harus selalu punya ide-ide kreatif di bidang kuliner. Karena dunia kuliner selalu berkembang mengikuti perkembangan jaman,” tegasnya.
Untuk mendukung lahirnya juru masak yang andal, Djarum Foundation melalui sekolah binaannya SMK PGRI 2 Kudus mengembangkan Jurusan Tata Boga atau Kuliner. Di sekolah ini, para siswa-siswi tidak hanya diajarkan memasak tetapi juga dilatih memiliki keterampilan lunak (soft skills) yang sesuai dengan kebutuhan industri kuliner.
Galuh Paskamagma, Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation, mengatakan para siswa juga diajak belajar di luar ruang kelas seperti di dapur restoran sehingga mereka bisa mempraktekkan langsung ilmu memasak, membuat kue, meracik minuman, dan berbagai hidangan spesial.
“Kami juga melatih para siswa agar memiliki tingkat kreativitas yang tinggi, penampilan yang baik, serta berpikir kritis dan berkomunikasi dengan baik dengan rekan kerja dan para pelanggan,” ujarnya.
Menurutnya, hal tersebut sesuai dengan kriteria yang diharapkan oleh industri kuliner untuk para lulusan pendidikan vokasi. Mereka yang memiliki kompetensi khusus akan lebih banyak dicari dan berpotensi memiliki pendapatan lebih baik.
Seluruh pengetahuan dan kemampuan memasak serta ditunjang soft skills tinggi para siswa Jurusan Kuliner SMK PGRI 2 Kudus dipraktekkan di restoran Jiva Bestari yang merupakan 'bengkel' jurusan kuliner di sekolah ini. Sajian utamanya adalah masakan tradisional yang diolah dan disajikan dengan konsep fine dining.
Masakan tradisional Indonesia dipilih karena ingin melestarikan warisan leluhur bangsa dan tidak ingin punah dijajah masakan dari luar. Adapun fine dining menjadi pilihan karena konsep ini membutuhkan ketrampilan tambahan, khususnya soft skills seperti kreativitas, tingkat ketelitian tinggi, dan penampilan yang baik para pelayannya.
Chef William beranggapan bahwa SMK jurusan kuliner sudah cukup bagus sebagai lembaga pendidikan untuk masuk ke dunia perhotelan atau hospitality. Memang saat ini cukup banyak kuliah hingga jenjang sarjana perhotelan atau sekolah-sekolah memasak yang hanya satu tahun.
“Namun sejauh ini saya justru banyak memberikan training atau menerima praktek kerja dari siswa SMK, salah satunya yang dari Kudus. Dan saya lihat mereka bisa berkompetisi di dunia hospitality untuk di five-star hotel,” ujar Chef William.
Meski demikian, Chef William berpesan kepada para siswa agar mereka harus selalu disiplin, bekerja keras, mau belajar, selalu punya ide kreatif, dan punya kemaun serta target yang jelas.