Bisnis.com, JAKARTA - Jagat Twitter sedang diramaikan soal gaji Rp800.000 dengan tarif endorse influencer yang mencapai Rp80 juta.
Diskusi ini dimulai dari cuitan Dea Anugrah melalui akun Twitternya, @wildwestraven. Dea mengkritisi adanya jurang antara pekerja yang harus bekerja dari pagi sampai malam dengan influencer.
“Di dunia fana ini ada orang-orang yang digaji Rp800 ribu setelah kerja siang-malam sebulan penuh dan ada juga yang dibayar Rp80 juta untuk pekerjaan sepele macam bikin IG post dalam satu-dua jam,” tulisnya Dea, dikutip Kamis (3/6/2021).
Dea juga menegaskan, dirinya tidak membenci influencer. Ia juga menyadari peran influencer dalam dunia pemasaran sangat dibutuhkan tetapi dirinya mengingatkan bahwa sumber pemasukan influencer berasal dari produsen.
“Say paham sekarang mereka sangat dibutuhkan dalam pemasaran. Tapi apa yang mau dipasarkan kalau produk nggak ada? Siapa yang membuat produk? Kenapa orang-orang yg bikin produk, mata rantai terpenting, dibiarkan berkarat terus-terusan?” tambahnya.
Utas Dea soal bayaran influencer pun ramai diserbu berbagai komentar dari warganet.
“This!!! Sebagai org yg kerja di brand, udh cukup tau banyak rate-rate influencer per post, story dsb. Sampe skrg msh blm bisa masuk logika, ketimpangannya udh ke level konyol dan menyedihkan :( definisi yang kaya makin kaya, yang miskin gak kaya-kaya,” tulis @clawdiia.
“Ada masanya influencer gak lagi dipercaya. Misalnya ini di Australia. Kalau di Vanuatu sih gak tau,” tulisnya @typeandsleep dengan mencantumkan hasil survei Australia Talks National Survey 2021.
Ada masanya influencer gak lagi dipercaya. Misalnya ini di Australia. Kalau di Vanuatu sih gak tau. pic.twitter.com/UW9h6tQ8S5
— fadh (@typeandsleep) May 30, 2021
Ada pun warganet yang tidak setuju dengan pendapat yang diutarakan oleh Dea.
“Menurutku tidak, (apalagi sampai hal ini menentukan nalar yg 'rusak') dunia yaa seperti apa adanya dunia ini. Menurutku, point dimana pantas dikatakan 'dunia ini rusaak' bukan karena ada yg digaji 80rb dan 80jt, tapi ketika yg di gaji 80jt berhenti mengasihi yg digaji 80rb,” imbuh @adokthalia.
“‘High risk, high return’ Sebelum Awkarin jd influencer besar, dia udh ambil resiko dihujat sm 80jt warga Indonesia, no more privacy life, bahkan harus bayar pake mental health pula.
So yeah, mau 800rb atau 80jt selalu ada yg dikorbankan kok, Mas,” tulis akun @BanyuSadewa.
? ? ?
— Riyan Wahyudi (@riyanwahyudi) June 3, 2021
Some people really went out their way to defend influencer culture. Padahal twit OP-nya itu gak nyerang influencers tapi mempertanyakan sistem dan keadaan yg membuat kondisi tersebut terjadi. Gak minta buat pendapatan dibagi rata dan jadi sosialis juga. pic.twitter.com/tRrp4rMoq7