University of Sydney
Health

Australia Uji Coba Vaksin Covid-19 Tanpa Jarum Suntik

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 29 Juni 2021 - 08:48
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Para peneliti Australia pekan ini memulai uji coba Tahap 1 pertama dari vaksin DNA berbasis gen COVID-19 di Australia, yang pelaksanannya nanti tanpa jarum suntik.

Penelitian ini dipimpin oleh University of Sydney, Scientia Clinical Research (Sydney), Telethon Kids Institute (Perth) dan Rumah Sakit Wanita dan Anak-anak (Adelaide), uji coba COVALIA menggunakan vaksin berbasis gen dengan urutan DNA dari virus SARS-CoV2.

Para peneliti bermitra dengan perusahaan biotek Australia Technovalia dan mitra vaksin internasionalnya BioNet yang mengembangkan vaksin DNA. Vaksin ini menggunakan teknologi serupa dengan vaksin genetik lainnya, seperti mRNA, yang digunakan di Australia dan internasional.

Vaksin berbasis gen menggunakan urutan genetik (DNA) dari virus. Peneliti mengidentifikasi dan mengisolasi bagian (gen) genom virus. Begitu DNA berada di dalam sel, tubuh menggunakan kode DNA untuk membuat protein lonjakan virus corona memicu respons imun.

Vaksin generasi berikutnya yang potensial ini tidak memiliki aditif atau pengawet. Ini akan diberikan menggunakan perangkat bebas jarum yang menembus kulit dengan semprotan jet dan dirancang untuk memastikan vaksin masuk ke dalam sel untuk mendorong penyerapan yang baik oleh sistem kekebalan tubuh.

Meskipun tidak disetujui studi penelitian luar di Australia, perangkat bebas jarum ini sudah digunakan untuk memberikan vaksin influenza di Amerika Serikat.

Uji coba Fase 1 akan merekrut 150 peserta dengan penyaringan dan pendaftaran peserta sekarang dibuka. Demikian dilansir dari sydney.edu.au.

Tujuan utamanya adalah untuk memeriksa keamanan dua dosis vaksin yang diberikan dalam jarak satu bulan. Jika uji coba berhasil, maka uji coba fase 2 yang lebih besar akan dilakukan.

Uji coba juga akan melihat apakah dosis vaksin yang lebih rendah dapat bekerja lebih baik setelah vaksinasi ke kulit daripada otot, yang penting karena dapat memungkinkan lebih banyak orang untuk divaksinasi dengan pasokan vaksin yang tersedia.

Lead Investigator Associate Professor Nicholas Wood dari University of Sydney mengatakan sangat bersemangat untuk melakukan uji coba vaksin COVID tanpa jarum pertama di Australia.

"Awal studi COVALIA adalah tonggak penting bagi semua yang terlibat dalam kemitraan unik antara institusi Australia, industri, dan Pemerintah Australia dengan pendanaan $3 juta dari Medical Research Future Fund (MRFF).” paparnya.

Co-Investigator Profesor Peter Richmond dari Telethon Kids Institute mengatakan,lebih banyak jenis vaksin yang tersedia meningkatkan kapasitas vaksin global untuk memastikan setiap orang memiliki akses ke imunisasi.

Co-Investigator Profesor Helen Marshall dari Women's and Children's Hospital dan The University of Adelaide mengatakan, ini adalah kesempatan besar bagi warga Australia untuk berkontribusi dalam mengembangkan vaksin COVID yang aman dan efektif untuk penduduk Australia, dan terutama karena ini adalah vaksinasi tanpa jarum.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro