Bisnis.com, JAKARTA - Kesehatan Masyarakat Inggris telah mengkategorikan varian lambda sebagai ‘varian yang diselidiki’. Kini varian tersebut telah terdeteksi di Inggris.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa varian Lambda atau C.27 pertama kali ditemukan di Peru pada Desember 2020. Dilansir dari firstpost, varian ini dalam kasus Covid-19 di Peru cukup berhubungan sebanyak 81 persen dari keseluruhan kasus.
Varian Lambda masih termasuk dalam garis turunan B.1.1.1, dan teridentifikasi di 29 negara yakni di Amerika Utara dan Selatan, Eropa dan Oseania. Virus ini juga ditetapkan menjadi ‘varian dalam penyelidikan’ (VUI) dikarenakan ekspansi internasional. Enam kasus Lamda yang telah diidentifikasi di seluruh Inggris, semuanya dikaitkan dengan perjalanan ke luar negeri.
Dilansir dari webmd, Ahli virologi WHO yakni Jairo Mendez-Rico mengatakan bahwa belum ada indikasi bahwa varian lambda akan jauh lebih agresif. Ada kemungkinan bahwa virus tersebut memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi dibandingkan varian gamma atau delta, namun data tersebut masih belum bisa dipastikan dikarenakan kurangnya data.
Dikarenakan jenis dari varian ini masih diselidiki, belum ada informasi mengenai penularan dan gejalanya. National Health Services (NHS) juga mengatakan bahwa gejala yang bisa diantisipasi yakni gejala utama dari virus Covid-19, yakni demam, batuk terus menerus, dan hilang atau berubahnya indra penciuman atau perasa.
Kini varian dari Lambda, merupakan varian yang paling baru diketahui. Varian lain yang telah ditemukan dari awal pandemi yakni Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), Gamma (P.1) Epsilon (B.1.427 dan B.1.429), Delta (B.1.617.2) dan Delta Plus yang variannya masih belum ditemukan.
Pastikan untuk melindungi diri dari virus Covid-19 dengan menggunakan masker ganda, menjaga jarak, sedini mungkin untuk mendapatkan vaksinasi, dan mengikuti protokol Covid-19. Jika mengalami dari salah satu gejala, segeralah untuk melakukan isolasi, dan melakukan pengecekkan.
