Anosmia
Health

Hilangnya Indera Penciuman, Studi: Pasca Covid-19 Butuh Waktu Lama untuk Pulih

Rika Anggraeni
Senin, 12 Juli 2021 - 16:00
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pasien yang terpapar Covid-19 memiliki gejala yang menonjol yaitu berupa hilangnya indra penciuman atau anosmia.

Dalam kasus gejala ringan, sering dilaporkan bahwa pasien tidak dapat mencium bau dan kemudian mengalami kehilangan rasa.

Melansir Healthline, Senin (12/7/2021), studi yang dilakukan American Academy of Neurology menemukan bahwa banyak pasien yang pulih dari Covid-19 masih kekurangan indra penciuman hingga 5 bulan kemudian.

Penelitian ini melibatkan 813 petugas kesehatan yang dites positif Covid-19. Dari jumlah tersebut, 580 orang kehilangan indra penciuman mereka.

Lebih lanjut, hampir 300 peserta, atau 51 persen, masih belum mendapatkan kembali indra penciumannya 5 bulan setelah sembuh dari Covid-19. Dari jumlah total peserta, sebanyak 527 orang telah kehilangan indera perasa dan 200 orang, atau 38 persen, masih belum pulih indra perasanya 5 bulan setelah sembuh dari Covid-19.

“Indera perasa terkait dengan indera penciuman. Sebagian besar dari kita berpikir rasa terkait dengan lidah dan mulut, tetapi bau berkontribusi besar pada rasa. Jika Anda kehilangan indera penciuman, Anda akan kehilangan indera perasa. Mereka benar-benar tidak terpisahkan,” kata dr. David Goldberg, spesialis penyakit dalam dan penyakit menular di New York-Presbyterian Medical Group Westchester.

Goldberg mengatakan bahwa hilangnya penciuman menunjukkan adanya kerusakan saraf. Saraf penciuman, sambungnya, terlibat dalam indera penciuman.

Dokter darurat di Lenox Hill Hospital, dr. Robert Glatter, mengatakan bahwa setiap jenis kerusakan neurologis memiliki pemulihan yang lambat.

“Itu diukur dalam bulan atau tahun,” katanya.

Glatter menambahkan bahwa kemungkinan lain dari gejala yang tersisa adalah kerusakan sel-sel di otak.

“Dengan Covid-19 kita tahu bahwa virus dapat menembus area kecil otak yang dikenal sebagai olfactory bulb, yang merupakan bagian integral dari indra penciuman,” katanya.

Virus itu, katanya, kemungkinan menyebabkan kematian beberapa sel di olfactory bulb, yang mengarah ke efek berkepanjangan ke pasien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro