Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian Maritim Kemenkominfo, Septriana Tangkary, dalam sambutannya berharap bahwa pekerja harus memiliki kemampuan lebih dalam menghadapi tantangan di era revolusi industri 4.0.
“Untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh revolusi industri 4.0, seorang pekerja harus memiliki kemampuan yang tidak dapat dilakukan oleh mesin dan robot. Yaitu kemampuan problem solving, critical thinking, dan kreativitas,” ucapnya mengutip Forum DigiTalk dilaksanakan hybrid (luring dan daring) di Auditorium FTUI, Kampus UI Depok. Melalui Zoom Meeting dan disiarkan secara live streaming melalui kanal Youtube Ditjen IKP Kominfo.
Transformasi digital dan industri 4.0 akan membawa dampak yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. Meskipun revolusi industri 4.0 bisa saja menghilangkan beberapa jenis pekerjaan, namun di sisi lain juga menghadirkan jenis pekerjaan baru.
Misalnya, Social Media Specialist, SEO Specialist, Content Creator, Web Developer, Data Scientist, dan App Developer. Untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh revolusi industri 4.0, seorang pekerja harus memiliki kemampuan yang tidak dapat dilakukan oleh mesin.
Lebih lanjut, Direktur CEP-CCIT FTUI, Dr. Muhammad Suryanegara, ST., M.Sc. IPU, mengatakan bahwa Generasi Z adalah generasi yang akan menjadi leader yang akan mendominasi Indonesia di 10 atau 20 tahun ke depan.
“Dunia sedang berada dalam transformasi penguasaan teknologi, siapa yang menguasai teknologi, dialah yang menjadi pemenang,” tutur Surya.
Sejalan dengan kiat menangkap peluang kerja, Kementerian Ketenagakerjaan kemudian sudah menyiapkan “SISNAKER / SIAPkerja”. Sebuah Ekosistem Digital yang menjadi platform bagi segala jenis layanan publik bidang ketenagakerjaan baik di pusat maupun daerah.
Sisnaker ini memiliki beberapa layanan salah satunya yang paling penting adalah “Karirhub”, di mana terdapat informasi lowongan pekerjaan dari seluruh Indonesia. Pengantar Kerja Ahli Madya, Direktorat PTKDN, Kementerian Ketenagakerjaan, Anna Kurnianingsih mengatakan bahwa lowongan kerja tersebut bisa dicocokkan dengan profil pengguna.
“Manfaatnya banyak bagi para pencari kerja, ada digitalisasi AK-1 (kartu pencari kerja), ada informasi lowongan kerja dalam dan luar negeri, kemudian lowongan juga dicocokkan dengan profil dan lain sebagainya”, jelasnya.
Menurut Dosen CEP-CCIT FTUI, Fachran Nazarullah, S.Kom., esensi dari revolusi 4.0 adalah menyatukan 3 aspek utama, yaitu aset fisik, digital, dan biologi dalam satu kesatuan atau ekosistem, di mana hampir semua hal akan disangga 3 ekosistem utama, yaitu big data, cloud computing, dan internet of things (IoT), maka itu penting untuk kita meningkatkan kompetensi hard skill dan soft skill.
“Dengan belajar kita akan terus menambah kompetensi kita menjadi lebih baik, lebih banyak kompetensi yang kita kuasai maka lebih mudah untuk kita masuk ke dunia kerja,” kata Fachran.
Kendati demikian, Teknologi Informasi (IT) memang suatu hal yang penting, namun bukan segalanya. Pakar Teknologi Informasi, Daniel Oscar Baskoro, S.Kom., M.Sc., menceritakan kisah seseorang yang bernama Anggoro, yang tidak memiliki background IT namun terus maintain koneksi dan diskusi yang didapatkannya dari event Hackgov milik Daniel, hingga kini sukses membangun salah satu perusahaan start-up data science terbesar di Indonesia.
“Di dunia digital ini yang penting itu bukan apa background-nya tetapi bagaimana bisa berkolaborasi dengan pihak lain untuk menciptakan sebuah karya,” pungkasnya.