Bisnis.com, JAKARTA — CEO WHO Foundation mengatakan bahwa ekonomi global akan kehilangan “triliun dolar” jika lebih banyak vaksin Covid-19 tidak dikirimkan ke seluruh dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia telah menetapkan target untuk 70% dari populasi global untuk divaksinasi pada pertengahan 2022.
Menurut CEO pertama, Anil Soni pada Januari 2021, pemerintah Eropa dan Barat memiliki kewajiban yang jelas untuk menyumbangkan dosis berlebih dan memberikan uang untuk membeli vaksin, volume yang diperlukan untuk mengirimkan hingga 70% dari populasi dunia tahun ini.
Secara epidemiologis dan ekonomi, ketidaksetaraan vaksin merugikan diri sendiri. Kita akan kehilangan triliunan dolar dalam ekonomi global jika kita tidak mencapai cakupan vaksin yang tinggi, karena apa yang akan Anda miliki dalam rantai pasokan global adalah bahan-bahan yang tidak dapat datang dari negara-negara di mana Anda terus melakukan lockdown.
Bahkan dengan vaksin, penyebaran varian terbaru, omicron, telah “menakjubkan,” dan jika populasi besar dunia tetap tidak divaksinasi, varian masa depan dapat berkembang yang mungkin resisten terhadap vaksinasi.
WHO Foundation didirikan pada tahun 2020 untuk mendukung pekerjaan Organisasi Kesehatan Dunia dalam mengatasi tantangan kesehatan global terbesar.
Pada tahun 2021, WHO Foundation meluncurkan kampanye penggalangan dana “Go Give One”. Kampanye ini mendorong setiap orang untuk menyumbang US$5, dengan 95% dari uang tersebut digunakan untuk membeli satu vaksin melalui inisiatif internasional COVAXyang dipimpin bersama oleh WHO, Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi dan aliansi vaksin Gavi, bersama mitra pengiriman UNICEF.
Berbagi pengetahuan manufaktur untuk memproduksi vaksin adalah “sangat penting” dalam mencapai kesetaraan vaksin. Produsen di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, di Amerika, di Asia, di Afrika, memiliki kemampuan untuk membuat produk ini dan mereka siap untuk membuatnya.
Banyak vaksin yang mendapat persetujuan bersyarat, bukan persetujuan penuh, bukan berarti tidak efektif. Artinya ada proses regulasi yang membutuhkan sejumlah data tentang stabilitas suatu produk di rak, untuk memberikan persetujuan penuh.
Dengan sejumlah negara yang menghapus semua pembatasan Covid baru-baru ini, perlu untuk melindungi kebebasan melalui vaksinasi.