Bisnis.com, JAKARTA - Kelahiran seorang bayi dari seorang ibu bisa berpotensi melahirkan 1 anak, anak kembar, hingga kembar siam.
Secara umum, kembar dibagi menjadi dua yaitu kembar monozigot (kembar identik) dan dizigot (kembar fraternal). Kembar monozigot adalah kembar yang berasal dari satu sel telur dan terjadi ketika sel telur tunggal dibuahi oleh sperma dan membentuk satu zigot (monozigot).
Di dalam perkembangannya zigot tersebut selanjutnya membelah menjadi dua embrio yang berbeda. Kedua embrio tersebut berkembang menjadi janin yag saling berbagi pada rahim yang sama. Sedangkan kembar dizigot terjadi apabila terdapat lebih dari satu sel telur yang melekat pada dinding rahim yang terbuahi oleh sel sperma pada saat yang bersamaan.
Proses dari kembar identik terjadi karena adanya suatu keterlambatan proses pembelahan, biasanya kurang lebih antara 12–13 hari. Apabila terjadi proses keterlambatan dan pembelahan tersebut menjadi terhenti, ini yang bisa menyebabkan kembar siam.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa kembar siam adalah dua bayi yang terlahir dalam kondisi fisik menyatu satu sama lain baik itu kepala, dada, bagian perut atau bagian bawah dari tubuh bayi tersebut.
Kelahiran bayi kembar siam adalah kondisi yang sangat langka. Kembar siam hanya terjadi satu kali pada setiap 200.000 kelahiran. Berdasarkan penelitian, sekitar 40-60 persen kembar siam meninggal saat lahir dan sekitar 40 persen bertahan hidup hanya selama 1 hari. Hanya 5-25 persen bayi kembar dengan kondisi ini dapat bertahan hidup sampai mereka tumbuh besar. Perlu diketahui, kembar siam termasuk dalam salah satu surveillance kelainan bawaan secara nasional.
Tidak terdapat tanda atau gejala spesifik yang dapat menunjukkan terjadinya kondisi kehamilan dengan janin kembar siam. Namun, seperti kehamilan kembar lainnya, rahim dapat membesar lebih cepat dibandingkan pada kehamilan dengan satu janin. Keluhan mual, muntah, dan rasa lelah pada awal kehamilan juga bisa terasa lebih berat.
Dr. dr. Johanes Edy Siswanto, Sp.A(K) dalam siaran live dengan radio kesehatan, dikutip dari laman resmi RSAB Harapan Kita menjelaskan kembar siam dapat terdiagnosis menggunakan pemeriksaan ultrasonografi sejak dari akhir trimester pertama kehamilan.
Pemeriksaan ultrasonografi yang lebih detail dan ekokardiologi serta fetalkardiologi bisa mulai digunakan pada pertengahan kehamilan untuk menentukan derajat penyatuan kedua janin dan fungsionalitas organ pada masing-masing janin.
Bila ultrasonografi mendeteksi kembar siam, pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) juga dapat dilakukan bila dinilai dibutuhkan. MRI akan menghasilkan pencitraan lebih rinci mengenai bagian-bagian tubuh yang menyatu dan organ-organ yang terbagi.
Penanganan pada bayi kembar siam bergantung pada berbagai faktor, termasuk status kesehatan kedua individu, bagian tubuh yang menyatu, dan adanya organ atau struktur vital yang terbagi. Selama kehamilan, wanita yang mengandung janin kembar siam membutuhkan pemantauan secara saksama.
Persalinan umumnya dilakukan dengan metode operasi caesar yang direncanakan. Setelah bayi kembar siam lahir, akan dilakukan evaluasi lengkap oleh tim tenaga kesehatan yang terlibat untuk menentukan berbagai keputusan terkait perawatan. Akan dievaluasi pula potensi pembedahan yang dapat dilakukan dan waktu yang tepat untuk memisahkan kedua individu.
Terdapat berbagai faktor yang cukup kompleks yang perlu dipertimbangkan saat menentukan tindakan operatif untuk memisahkan kedua bayi. Prosedur pembedahan tersebut dapat direncanakan sesuai dengan berbagai faktor.
Tim dokter akan mengobservasi organ vital yang terbagi, kemampuan masing-masing bayi melewati tindakan operasi berdasarkan status kesehatannya, kemungkinan kelancaran jalannya operasi, kemungkinan pembedahan rekonstruktif yang dibutuhkan oleh masing-masing bayi pasca pemisahan yang berhasil, dukungan fungsional yang dibutuhkan oleh masing-masing bayi, dan kendala yang akan dialami oleh bayi apabila tidak dilakukan tindakan pembedahan.
Karena penyebab terjadinya kembar siam pada kehamilan tidak diketahui secara pasti, belum terdapat metode pencegahan yang diketahui efektif sepenuhnya untuk mencegah terjadinya kondisi ini. Namun, pencegahan kembar siam salah satunya bisa dilakukan dengan tidak mengonsumsi obat penyubur dan selalu melakukan kontrol kehamilan rutin untuk memantau kesehatan ibu dan janin.