Bisnis.com, JAKARTA - Ketika tragedi Halloween di Itaewon Korea Selatan terjadi pada akhir Oktober lalu, ratusan orang meninggal dunia.
Puluhan orang yang pingsan dan meninggal dunia sebelumnya sempat diberikan CPR oleh tenaga medis dan juga pengunjung yang paham akan teknik CPR tersebut.
Dikutip dari laman resmi Siloam Hospital, CPR singkatan dari cardiopulmonary resuscitation atau juga biasa dikenal dengan istilah RJP (resusitasi jantung paru) dalam bahasa Indonesia.
Artinya, CPR adalah salah satu upaya pertolongan pertama gawat darurat secara medis yang dilakukan ketika ada seorang pasien henti jantung.
Tujuan dari CPR adalah untuk mengembalikan kemampuan bernapas serta sirkulasi darah dalam tubuh seorang pasien.
Sebab, pernapasan atau aliran darah yang berhenti dapat memicu terjadinya kerusakan otak sehingga berpotensi menyebabkan kematian dalam hitungan 8 sampai 10 menit.
CPR adalah prosedur pertolongan pertama untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Karena itulah, teknik CPR harus dilakukan dengan benar dan tepat.
Teknik CPR biasa dikenal dengan singkatan D-R-C-A-B, yaitu danger, response, compression, airway, dan breathing.
Danger dan response dilakukan sebagai persiapan sebelum melakukan CPR.
Untuk berjalan efektif, CPR lebih baik dilakukan minimal oleh 2 orang. 1 orang bertugas untuk kompresi dan seorang lainnya untuk airway dan breathing. Peran kedua orang tersebut dapat saling bertukar setelah 5 siklus atau 1 menit.
Cara Melakukan CPR
Setelah melakukan persiapan, Anda bisa menerapkan teknik CPR yang tepat. Adapun cara CPR yang benar dapat Anda lihat melalui penjelasan di bawah ini.
1. Kompresi Dada (Compression)
Compression dalam teknik CPR adalah tindakan berupa penekanan dinding dada pasien sebagai pijat jantung eksternal.
Untuk melakukan compression, Anda bisa menerapkan langkah-langkah berikut:
- Baringkan tubuh korban pada permukaan datar dan keras
- Posisikan diri Anda di samping bahu dan leher pasien
- Letakkan salah satu telapak tangan pada bagian tengah dada pasien, tepatnya pada ⅓ tulang sternum. Sedangkan,
- telapak tangan lainnya diletakkan di atas tangan tersebut
- Lakukan metode push fast, yaitu penekanan dada pasien sebanyak 100 - 120 kali per menit atau 1 - 2 kali per detik. Pastikan penekanan dada tersebut memiliki kedalaman 5 - 6 cm (push hard)
2. Membuka Jalur Napas (Airways)
Langkah berikutnya dari CPR adalah airways atau membuka jalur napas pasien. Cara ini dilakukan setelah tahapan compression.
Caranya, Anda perlu mendongakkan kepala pasien dan letakkan satu tangan pada dahinya. Kemudian, tangan lainnya digunakan untuk mengangkat dagu secara perlahan sampai saluran napas pasien terbuka.
3. Pemberian Napas Buatan (Breathing)
Apabila pasien masih belum menunjukkan respon, Anda dapat memberi bantuan napas melalui mulut.
Pemberian napas buatan ini lakukan untuk mengembalikan pernapasan spontan dari pasien. Selain dari mulut ke mulut, Anda juga dapat memberikan napas buatan dari mulut ke hidung.
Dalam CPR, tekning breathing ini dibarengi dengan compression, yaitu 30 kali kompresi dada diikuti dengan 2 kali bantuan napas.