Bisnis.com, JAKARTA -Data Riskesdas yang dirilis oleh Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2018 mencatat hanya 7% anak Indonesia usia dini yang bebas dari masalah karies gigi.
Dikutip dari laman RSUD Kelet, karies atau dalam bahasa umum disebut juga gigi berlubang, merupakan penyakit yang seringkali dianggap remeh dan tidak membahayakan.
Karies dapat menimbulkan komplikasi yang membahayakan dari terjadinya bau mulut sampai timbulnya pembengkakan yang dapat menutup jalan nafas sehingga mengacam keselamatan.
Karies atau gigi berlubang adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kerusakan lapisan email yang bisa meluas sampai ke bagian saraf gigi yang disebabkan oleh aktifitas bakteri di dalam mulut. Gigi berlubang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor gigi, mikroorganisme, substrat, dan waktu.
Faktor pertama yaitu karakter gigi yang biasanya bersifat menurun, seperti kualitas, ukuran, dan posisi gigi. Kedua adalah mikroorganisme yaitu kuman yang ada di dalam mulut . Ketiga adalah substrat atau disebut juga degan sisa-sisa makanan yang tertinggal di permukaan gigi.
Faktor terakhir adalah waktu, proses trejadinya karies tidak berlangsung dalam waktu yang singkat. Perjalanan bakteri karies untuk menjadikan gigi berlubang berlangsung dalam kurun waktu 6-48 bulan.
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya gigi berlubang diantaranya dengan membiasakan diri untuk menyikat gigi dengan cara yang tepat dan waktu yang tepat pula.
Pertama, menyikat gigi minimal 2 kali sehari, yaitu setelah makan dan sebelum tidur. Tekniknya adalah menyikat permukaan gigi sesuai arah tumbuhnya gigi dengan sudut 45○ agar sisa makanan terangkat. Pada bagian permukaan kunyah dapat dilakukan dengan gerakan maju mundur. Menggunakan pasta gigi yang mengandung floride untuk meningkatkan kesehatan gigi.
Makan makanan yang berserat dan berair dapat membantu membersihkan sisa-sisa makanan, mengurangi konsusmsi makanan dan minuman yang manis, lunak, dan melekat. Rutin melakukan pemeriksaan gigi setiap 6 bulan sekali.
Harianus Zebua, Head of Corporate and Marketing Communication OT Group (Formula Oral Care) mengatakan masalah gigi dan mulut yang masih banyak ditemukan pada anak-anak dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.
Dia memaparkan, gigi berlubang masih dialami 93% anak di Indonesia, dan masih banyak anak yang belum menyikat gigi dengan benar, asal-asalan, dan sekedarnya.
Dia menambahkan, umumnya mereka juga menggunakan sikat dan pasta yang tidak tepat, serta belum memiliki kesadaran memeriksakan gigi secara rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.
"Karena itulah Formula, produk kesehatan gigi dan mulut dari OT Group selalu berusaha mendukung upaya untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia terutama sejak usia dini. Kali ini Formula bersama International College of Dentists (ICD) menggelar aksi sosial edukasi dan pengobatan gigi dan mulut gratis di Provinsi Nusa Tenggara Barat," ,” ujarnya dalam acara pembukaan aksi sosial peduli kesehatan gigi dan mulut di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat dikutip dari keterangan tertulisnya.
Acara ini menargetkan sekitar 1.500 masyarakat umum dan 6.000 siswa sekolah dasar berupa pemeriksaan gigi gratis dan edukasi kesehatan gigi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman para dokter gigi untuk terjun langsung di masyarakat daerah.
"Harapannya dengan terselenggaranya kegiatan ini, masyarakat dan siswa SD di Pulau Lombok dapat memperhatikan kesehatan gigi dan mulut mereka. Terima kasih kepada Formula, yang telah membantu ICD dalam menyukseskan acara ini.” Jelas Dr.drg. RM. Sri Hananto Seno, Sp.BM(K),MM,CFD, selaku ketua ICD Indonesia.