Bisnis.com, JAKARTA - Studi The 2022 indonesian report card on physical activity for children and adolescents mengungkapkan, jumlah anak yang Indonesia bergerak aktif secara fisik hanya ada kurang dari 20 persen dari total jumlah anak Indonesia.
Mengutip laman express.co.uk kurangnya berolahraga atau bergerak aktif secara fisik umumnya akan menyebabkan kelebihan berat badan yang memicu diabetes tipe 2.
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani (PGSD Penjas) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Agus Mahendra menyebutkan, kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah kondisi pendidikan jasmani di sekolah-sekolah di Indonesia masih kurang memadai.
"Kalau kita melihat suasana penjas di sekolah sekolah, penjas di Indonesia masih berbasis olahraga, olahraga masih mengajarkan teknik dasar," ungkap Agus dalam konferensi pers Sun Life di kawasan Kebayoran Baru Jakarta Selatan pada Senin (14/11/2022).
Agus menambahkan, teknik dasar yang diterapkan dalam sistem belajar ini membutuhkan alat bantu. Sementara alat bantu di sekolah-sekolah di Indonesia masih terbatas.
"Sehingga masih banyak ngantrinya, megang bola sebentar, 10 menit ngantri lagi," tambah Agus.
Head of Branding & Communications Sun Life Indonesia Wennyta Soebroto mengungkapkan, hidup sehat aktif sehat yang dilakukan secara reguler itu penting, untuk menghindari sindrom metabolik, salah satunya diabetes tipe 2.
Adapun, katanya, salah satu cara membuat anak tetap aktif adalah dengan menciptakan program pembangunan kebiasaan siswa SD untuk melakukan aktivitas fisik melalui lingkungan belajar dan bermain yang aman dan suportif.
"Karena itu, kami menggandeng Wahana Visi Indonesia untuk wujudkan program Build Our Kids Success (BOKS) kedua, untuk memotivasi anak indonesia agar bergerak aktif dan positif, serta memiliki ketahanan emosi yang baik," ujarnya.
Dia memaparkan, program ini sudah dijalankan sejak 2021 lalu di Jakarta, Kabupaten Manggarai Timur, serta Manggarai Nusa Tenggara Timur.
Ministry Quality and Impact Director Wahana Visi Indonesia Mitra Tobing mengatakan kegiatan boks ini sudah dilakukan di tahun 2021, lokasinya di Jakarta perwakilan daerah urban, kemudian di Manggarai, Manggarai Timur, NTT.
Pada tahun pertama tahun 2021 ini, sebanyak 12.194 anak menerima manfaat BOKS yang dilakukan selama 105 menit per minggu di sekolah-sekolah penerima manfaat. Sementara di komunitas BOKS dilakukan selama 65 menit per minggu.
Wennyta juga menyebutkan, program BOKS ini akan digelar untuk kedua kalinya dengan target peserta penerima manfaat 21.600.