Pola Konsumsi
Sebuah studi tahun 2013 dalam Journal of Clinical Sleep Medicine membagi orang menjadi tiga kelompok yakni individu yang minum kafein enam jam, tiga jam atau tepat sebelum tidur. Hasilnya, bahkan mereka yang berhenti minum kafein enam jam sebelum tidur mengalami pengurangan waktu tidur selama satu jam penuh.
"Karena lamanya waktu yang dibutuhkan kafein untuk meninggalkan sistem anda, disarankan untuk tidak minum kafein sebelum tidur, setelah makan malam, atau anda mungkin menghabiskan berjam-jam bolak-balik ketika seharusnya tertidur," kata Leadley.
Kafein sebenarnya tidak hanya memengaruhi lama tidur, tetapi juga menghambat kualitas tidur. Studi menunjukkan kafein mengurangi gelombang tidur yang merupakan tahap tidur nyenyak dan membuat seseorang merasa segar dan terjaga di pagi hari.
Tetapi seberapa banyak seseorang merespons kafein dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk usia, metabolisme, dan genetika.
Satu ulasan tahun 2017 dalam Jurnal Sleep Medicine menunjukkan orang menjadi lebih sensitif terhadap sifat stimulan kafein seiring bertambahnya usia.
Toleransi juga berperan. Individu yang mengonsumsi lebih sedikit kafein lebih sensitif terhadap efek samping, yang dapat menyebabkan keterlambatan tidur.
"Mereka yang sering minum kopi mungkin tidak menghadapi tantangan yang sama saat tertidur," kata Polos.