Bisnis.com, JAKARTA - Pil KB kerap diisukan memicu kanker payudara. Pasalnya, menurut University of Texas, AS, kebanyakan pil KB mengandung hormon estrogen dan progesteron buatan.
Konsumsi pil kontrasepsi akan membuat kadar hormon berubah. Pada akhirnya, hal ini dapat memicu ataupun mencegah munculnya beberapa kanker di dalam tubuh.
Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang memperdebatkan, karena dinilai pil kontrasepsi ini memberikan beberapa manfaat kesehatan tambahan selain mencegah kehamilan, di antaranya adalah menurunkan risiko kanker kolorektal, kanker ovarium, dan kanker endometrium.
Lantas, seperti apa faktanya dan bagaimana kaitannya antara pil KB dengan kanker payudara? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
Sekjen Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) Yadi Permana mengatakan, pil KB memang bisa diasosiasikan dengan kanker payudara. Itu berkaitan dengan kandungan estrogen.
Menurutnya, estrogen ini sebenarnya menjadi faktor penting untuk pertumbuhan dan seksual wanita, akan tetapi jika paparannya terlalu sering, itu akan menstimulasi menjadi kanker.
"Pemakaian kontasepsi hormonal yang mengandung estrogen seperti pil KB, suntik KB lebih dari delapan tahun bisa menyebabkan risiko kanker payudara 3 kali sampai 4 kali dibanding wanita yang tidak mengonsumsi KB hormonal tersebut, artinya pil KB menjadi salah satu faktor risiko," katanya dalam Media Briefing Kanker di Indonesia, Jumat (03/2/2023).
Hal ini pun didukung oleh data yang dipublikasikan National Cancer Institute, AS, para wanita yang pernah mengonsumsi pil KB memiliki peningkatan risiko kanker payudara sebesar 7 persen dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah mengonsumsinya.
Dia mengatakan, semakin lama terpapar estrogen dalam hidupnya, risiko perempuan mengalami kanker payudara juga semakin tinggi. Artinya, bukan hanya perempuan yang menggunakan pil KB saja, perempuan yang mengalami menstruasi pada usia lebih muda juga punya risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Harus Ada Jeda
Sehingga, meski ada kaitan antara pil KB dengan kanker payudara. Namun, sebenarnya pil KB masih aman untuk digunakan asal tidak digunakan dalam jangka waktu yang panjang secara terus menerus.
"Jangan mengonsumsi pil KB terus menerus 8 tahun non stop atau 10 tahun non stop, harus ada jeda. Paling baik laki-lakinya yang mengalah, pakai kondom. Jadi, bukan hanya peran ibu, tapi peran suami juga penting untuk memahami soal kanker payudara ini,” jelasnya kepada Bisnis.
Dia pun menegaskan saat penggunaan pil kontrasepsi dihentikan, maka risiko kanker payudara akan menurun. Setelah sepuluh tahun berhenti, risiko kanker payudara karena efek penggunaan pil kontrasepsi tidak lagi berpengaruh.
Pengendalian Risiko Kanker Payudara
Untuk mengendalikan risiko, perempuan perlu melakukan pemeriksaan mandiri dan klinis lewat dokter secara teratur.
Yadi menambahkan, perhatian utama perempuan sebenarnya harus diarahkan pada cara memperbaiki gaya hidup. Pasalnya, 90 persen kanker payudara itu terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat, seperti tidak pernah olahraga dan alkohol.
Dia mengatakan, perempuan berusia di atas 20 tahun, perlu melakukan olahraga intensitas sedang dan tinggi selama 75 hingga 150 menit per minggu guna menurunkan risiko kanker.
Perhatian ekstra hanya perlu pada perempuan yang kerabatnya memiliki riwayat kanker payudara. "Mereka harus hati-hati dalam menggunakan kontrasepsi hormonal," ungkapnya.
Sementara itu, untuk mencegah timbulnya sel kanker pada tubuh Yadi menyarankan agar lebih banyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas.
"Sebenarnya, zat-zat antioksidan bisa menangani masalah radikal bebas yang bisa memicu terjadinya mutasi, hingga muncul kanker. Tentunya itu bisa didapatkan pada buah-buahan dan sayur segar," katanya.