Albert Einstein/lifebuzz
Relationship

Fakta-fakta Menarik Albert Einstein, Si Jenius Ahli Fisika Dunia

Sabina Arla Yogandini
Rabu, 15 Maret 2023 - 12:00
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - 14 Maret menjadi tanggal kelahiran Albert Einstein, sang fisikawan asal Jerman.

Albert Einstein tidak hanya menjadi penemu dalam dunia sains, tetapi ada fakta menarik lainnya semasa hidupnya.

Berikut ini adalah beberapa fakta menarik dari Einstein dilansir dari Discover Magazine.

1. Sebuah sindrom dinamai menurut namanya

Sebelumnya mungkin Anda pernah membaca atau mendengar bahwa seorang Albert Einstein belum bisa berbicara sampai umur lima tahun. Dia yang tidak dapat berbicara dengan lancar menimbulkan kekhawatiran bagi keluarganya. Namun, setelahnya dia memiliki kemampuan dalam menguasai beberapa bahasa, mempelajari filsafat, dan terampil dalam memainkan alat musik seperti biola dan piano.

Tak jarang kasus serupa ditemukan pada anak-anak lain yang terlambat berbahasa seperti Einstein. Hal ini membuat seorang ekonom yang bernama Thomas Sowell menciptakan frasa "Sindrom Einstein" untuk menggambarkan anak-anak yang terlambat bicara (bukan karena autisme).

2. Awal karier yang penuh tantangan

Setelah lulus dari Politeknik Zurich pada tahun 1900, ternyata Einstein tidak berhasil mendapatkan posisi sebagai profesor. Saat itu dia tidak dianggap sangat brilian dan belum melakukan sesuatu yang luar biasa.

Dalam buku Einstein: His Life and Universe dikatakan bahwa Einstein membutuhkan waktu sembilan tahun setelah lulus untuk mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai profesor junior. Pada saat itu, Einstein telah bekerja sebagai petugas paten sambil mengerjakan tesis doktoralnya dan mendapatkan gelar Ph.D. pada tahun 1905. Di tahun yang sama, dia juga berhasil mempublikasikan teori kesetaraan energi massa (E-MC2).

3. Seorang ilmuwan yang baik daripada sebagai seorang suami

Selain fakta Einstein dalam dunia sains, ada fakta mengenai hubungan dengan pasangan. Istri pertama Einstein adalah sesama mahasiswa fisika dan menjadi wanita satu-satunya di program universitas tersebut. Dia dan Mileva Marić terikat oleh ketertarikan mereka pada fisika. Mileva memberikan kontribusi penting bagi pekerjaan Einstein, tetapi sayangnya dia tidak pernah diberi pengakuan atau penghargaan.

Einstein akhirnya bosan dengan Mileva dan memulai hubungan romantis dengan sepupunya, Elsa. Setelah perceraiannya, dia dan Elsa menikah. Elsa adalah pendamping yang suportif dan setia kepada suaminya dari mulai mengatur kehidupan dan jadwalnya, serta merawatnya saat kesehatannya menurun.

Namun, dia juga tidak setia dalam pernikahannya dan berselingkuh. Belakangan terungkap bahwa Einstein memiliki perasaan pada putri dari Elsa, anak dari pernikahan sebelumnya, yaitu Ilse.

4. FBI melacak Einstein

FBI melacak Einstein selama lebih dari dua puluh tahun lamanya. Saat itu, J. Edgar Hoover, direktur FBI mencurigai Einstein dan menganggapnya sebagai sosok yang radikal, dan mungkin komunis. Dia secara terang-terangan membicarakan mengenai isu-isu sosial seperti rasisme, hak-hak demokratis, ketidakadilan, dan kebebasan sipil.

Ketika dia secara terbuka berbicara menentang bom hidrogen, Hoover menjadi lebih yakin bahwa Einstein perlu diselidiki secara menyeluruh. Berkas FBI tentang Einstein tidak ditutup hingga tahun 1955 ketika dia meninggal.

5. Otaknya dicuri dan diteliti

Einstein meninggal pada usia 76 tahun di tempatnya mengajar, yaitu Rumah Sakit Princeton. Setelah itu, ahli patologi Princeton, Thomas Harvey mengambil otak dan mata Einstein. Dia melakukan penelitian pada otak dan membuat 240 slide dari sampel yang dikumpulkan. Selama 40 tahun, Harvey terus mengatakan bahwa dia hampir mempublikasikan penelitiannya. Namun, nyatanya dia tidak pernah mempublikasikan hasil temuannya.

Hal yang diperoleh secara tidak sah itu membuatnya kehilangan pekerjaan dan menyebabkan berakhirnya pernikahannya. Bertahun-tahun kemudian, dia akhirnya kehilangan lisensi medisnya karena hal tersebut.

Setelah itu, pada akhir tahun 1980-an para ilmuwan mulai mempublikasikan temuan-temuan tentang otak Einstein. Dari hasil temuannya, dijelaskan bahwa lobus parietalisnya (yang digunakan dalam kognisi visual, spasial, dan matematika) berukuran 15 persen lebih besar dari normal. Namun, berat otaknya hanya 2,7 pon yang artinya lebih ringan dari rata-rata orang dewasa seberat tiga pon.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro