Bisnis.com, JAKARTA – Sejak adegan pembuka, Panduan Mempersiapkan Perpisahan menyapa penonton dengan bingkai hitam-putih dan sudut pandang Bara yang bertutur mengenai sosok Demi. Menurut Bara, Demi adalah wanita paling manis yang pernah ia temui.
Sutradara Adriyanto Dewo juga memulai film ini dengan signature khas, yakni dialog pasangan dalam sebuah mobil. Jika film terdahulunya Mudik (2019) menempatkan hubungan suami-istri yang di ujung tanduk, dan One Night Stand (2021) soal perpisahan sepasang kekasih dan pertemuan antara dua orang asing, kini Panduan Mempersiapkan Perpisahan (2023) bertutur tentang laki-laki dan perempuan usia 20-an dalam hubungan tanpa status selama bertahun-tahun.
Setelah 3 menit pertama, gambar film beralih menjadi format berwarna. Sedari awal sudah jelas ke mana drama ini mengarah, penonton diajak untuk bersimpati kepada tokoh Bara. Apalagi saat Bara berkata “sepertinya aku cinta sama kamu,” dan dijawab “sayangnya aku enggak,” oleh Demi. Namun konteks di awal ini masih terdengar seperti candaan, masih ada senyum manis pada bibir Demi.
Baca Juga Suka-suka Sutradara Muda Sinema Kita |
---|
Selain hasil adaptasi dari novel bertajuk Eminus Dolere yang ditulis oleh Arman Dhani, bangunan film Panduan Mempersiapkan Perpisahan ini layaknya sebuah buku lantaran dipertegas oleh babak pembukaan, bab II, bab III, dan epilog lengkap dengan puisi-puisi Bara.
Film yang tayang streaming di bioskoponline.com ini bergerak secara nonlinier, di mana format hitam-putih menggambarkan kondisi ‘sekarang’, sementara format berwarna justru menampilkan bagian flashback cerita Bara-Demi. Pada sebagian film khususnya dalam format hitam-putih, wajah Bara tampak kusut, murung, dan linglung karena menggambarkan perjuangannya melupakan Demi, sosok perempuan yang memilih untuk tidak melabelkan hubungan asmara dan dingin ketika memandang konsep pernikahan. Ini kontras dengan penampilan luar Demi yang cenderung riang dan bersikap terbuka.
Salah satu adegan Panduan Mempersiapkan Perpisahan pada awal film/Bioskop Online.
Demi tampak bebas dalam mengambil keputusan, pulang pergi Jakarta-Yogjakarta sesuka hati. Ia menyukai sastra, tapi tidak dengan puisi.
Di sisi lain, karakter Bara menaruh kepercayaan pada hal-hal romantis. Menurutnya pada zaman sekarang banyak momen yang seharusnya tidak digampangkan. Tampilan luar Bara kikuk dengan gaya bicara nada rendah seperti diseret-seret. Cita-citanya adalah menjadi penulis. Ia tidak suka keramaian.
Dengan latar belakang Yogyakarta yang tentram dan secangkir kopi, Demi dan Bara saling berbagi pemikiran dan keinginan mereka yang terdalam. Adegan di dalam ruangan seperti bioskop, pameran lukisan, rumah Bara dengan perabotan jadul menjadi lokasi mereka meluapkan emosi, baik cinta maupun amarah, sayang maupun benci.
Ketika dua tokoh ini tidak sedang berdialog, maka adegan akan diisi dengan narasi puisi-puisi Bara, atau mungkin ucapan-ucapan yang hanya ada di kepala Bara tanpa dia benar-benar sampaikan ke Demi. Dalam separuh pertama film ini, penonton tidak dibiarkan tahu apa motivasi Demi, misalnya saat ia pergi begitu saja di pagi hari meninggalkan Bara yang masih tertidur. Di titik ini, penonton bisa punya asumsi bahwa Demi menjalin kasih dengan laki-laki lain.
Pada paruh kedua film, Demi diberi ruang untuk menjawab asumsi-asumi Bara sekaligus kita sebagai penonton, yang menodong Demi dengan pertanyaan “mau kamu apa sih?”
Selain jawaban “Aku cuma pingin sama kamu”, Demi seolah tidak membiarkan penonton dan Bara puas dengan kesimpulan sepihak. Pada momen inilah kata cinta diucapkan dengan tulus dari mulut Demi, tetapi respons Bara jauh berbeda 180 derajat dibandingkan adegan pembuka fim. “Cinta? Kamu cinta sama aku? Sayangnya aku enggak,” kata Bara, yang bikin Demi patah hati dan menangis ditinggalkan sendiri di lokasi pameran lukisan.
Perempuan dan Tuntutan Sosial
Pertengkaran tersebut tidak langsung berakhir. Penonton dibiarkan mencerna, dan menanti-nanti penjelasan Demi. Pindahlah lokasi pertengkaran di kamar Bara, di mana Demi mengutarakan pembelaannya. Kali ini penonton akan melihat sosok Demi yang frustasi. Tidak hanya drama yang tergambar dari mata Demi, tetapi juga upaya sutradara untuk membuat penonton lebih bersimpati.
“Kalau kamu sabar sedikit saja, hubungan kita bakal bisa sempurna, seperti apa yang kamu mau,” kata Demi. Pembelaan ini sekaligus menegaskan hubungan keduanya berakhir, dan sudah tidak ada panduan lagi lantaran perpisahan sepertinya dilontarkan secara sadar.
Salah satu adegan romantis pada film Panduan Mempersiapkan Perpisahan/Bioskop Online.
Menjelang akhir film, sutradara masih punya waktu mengutarakan pembelaan Demi. Masih ada yang mengganjal. Sekali lagi, Adriyanto yang juga menulis naskah film ini, membiarkan tokoh perempuannya mengalami pilihan sulit. Betapapun keras kepalanya karakter perempuan tersebut, betapapun modernnya kepribadian mereka, para perempuan di film-film garapan Adriyanto tidak bisa lepas dari ekspektasi tinggi masyarakat, keluarga dan laki-laki: perempuan harus menikah dan punya anak.
Penonton akhirnya dibuat merasa tidak enak dengan Demi yang terus menangis berkali-kali. Kamera menyoroti ekspresi sedih Demi lebih lama, ketimbang Bara yang menangis tetapi kamera hanya menyoroti bagian pundak saja. Sampai sini, penonton bahkan tidak dibiarkan tahu hubungan Bara dengan keluarganya sendiri, saat motivasinya sebagai laki-laki ingin punya anak dari Demi.
Mungkin itu juga yang membuat film ini tampak lebih berbobot pada karakter perempuannya. Itu tak lepas dari kemampuan aktris seperti Lutesha dalam menyuntikan emosi pada sosok Demi yang kadang misterius, riang sekaligus rapuh. Film ini menyuguhkan pembuktian jangkauan akting Lutesha yang luas.
Adapun Bara yang diperankan oleh aktor pendatang baru Daffa Wardhana agak berat mengimbangi karisma Lutesha. Gaya bertutur Daffa dengan artikulasi yang terkadang kurang jelas juga mengganggu, sekalipun ada potensi yang bisa ia terus gali.
Ketika Bara tersenyum dan tuntas dengan pergolakan dalam dirinya, Demi justru dibiarkan menerima konsekuensi pilihan keluarganya, tepat saat penonton baru berempati dan berharap ada kekuatan lain yang merubah akhir perpisahan mereka.
Panduan Mempersiapkan Perpisahan | Durasi: 66 Menit | Wahana: Bioskop Online| Sutradara: Adriyanto Dewo | Penulis: Nara Nugroho, Adriyanto Dewo | Produksi: Relate Films | Pemeran: Daffa Wardhana, Lutesha, Fandy Christian, Aksara Dena.