Bisnis.com, JAKARTA – Polusi udara berefek langsung terhadap tubuh melalui pernapasan. Selain gangguan pernapasan, udara kotor juga bisa mengganggu kondisi kesehatan lainnya, termasuk memperbesar risiko serangan jantung.
Berbagai macam penyakit bisa dipicu oleh kualitas udara yang tidak baik, terlebih pada organ yang terkena eksposur langsung. Selain bagian tubuh yang terkena udara kotor secara langsung seperti kulit dan organ pernapasan, bagian tubuh lain juga berpotensi terdampak.
Salah satu organ yang dipengaruhi kualitas udara adalah jantung. Penelitian menunjukkan bahwa polusi bisa menimbulkan peradangan pada jantung dan pembuluh darah, serta meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti stroke, gagal jantung, dan serangan jantung.
Profesor Haidong Kan dari Fudan University Shanghai mengatakan bahwa sejumlah polutan memiliki efek kesehatan yang fatal, “Polutan seperti partikel halus, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan karbon monoksida berpotensi memicu serangan jantung.”
Paparan polusi berbahaya kepada individu yang sehat akan mempercepat potensi risiko serangan jantung meski tidak memiliki riwayat sebelumnya. Semakin pekat dan lama paparan yang diterima akan memperbesar potensi.
Data global dari American Heart Association juga menunjukkan sekitar 4,2 juta kematian dini berkaitan dengan berbagai jenis polutan yang dihasilkan emisi kendaraan bermotor, pembangkit listrik, kegiatan konstruksi, dan sumber lainnya.
Sementara itu, penelitian terbaru pada Juli 2023 menemukan bahwa suhu ekstrem dari cuaca juga berimbas negatif pada kesehatan, terlebih dalam menambah potensi serangan jantung.
Suhu harian yang semakin panas dengan durasi lebih panjang menjadi perhatian di kalangan medis. Ahli kardiovaskular dari Cleveland Clinic, Grant Reed mengatakan, “Terutama kepada individu dengan riwayat penyakit arteri koroner dan pernah mengalami serangan jantung, penting untuk berjaga-jaga saat suhu ekstrem,” dilansir dari Health (14/8/2023)
Sebuah studi di China menyimpulkan bahwa potensi serangan jantung fatal terjadi dua kali lipat lebih tinggi pada hari dengan suhu tinggi, sekitar 26 - 36 derajat Celcius. Potensi kematian akibat serangan jantung selama serangan gelombang panas melanda bisa mencapai peningkatan 18%. Risiko ini bisa meningkat sampai 74% pada suhu 34 - 42 derajat Celcius.
Penelitian juga mencatat, risiko serangan jantung saat panas ekstrem lebih besar dimiliki oleh kelompok lanjut usia dan lebih parah bagi perempuan. Kondisi ini diperparah dengan polusi oleh partikel halus.
Fenomena panas ekstrem yang melanda bumi beberapa waktu lalu menuai banyak perhatian, khususnya dalam hal dampaknya bagi kesehatan. Selain itu, suhu panas juga dikaitkan dengan polusi memberikan kombinasi dampak yang lebih buruk bagi kesehatan secara umum.
Peneliti menduga, suhu ekstrem dan udara kotor bisa meningkatkan potensi serangan jantung karena orang cenderung bernapas lebih cepat dan intens saat kepanasan, dan akhirnya membawa lebih banyak partikel halus berbahaya ke dalam tubuh.
Untuk menghindari potensi ini, terlebih untuk kelompok dengan riwayat penyakit kardiovaskular, tindakan pencegahan sangat dibutuhkan. Hindari keluar ruangan saat cuaca panas dan selalu gunakan masker saat bepergian.