Bisnis.com, JAKARTA – Listrik adalah salah satu sumber daya yang hampir ada di sebagian besar belahan dunia dan penting bagi kehidupan sehari-hari manusia.
Listrik dapat dihasilkan dengan berbagai macam metode, mulai dari kincir air dan kincir angin sederhana hingga pembangkit listrik tenaga batu bara, panel surya, bendungan hidroelektrik, dan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Masing-masing metode ini memiliki biaya, kekuatan, dan kelemahannya sendiri, dan sebagian besar lebih cocok untuk beberapa negara dan lokasi daripada yang lain.
Harga listrik juga dapat dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa dunia, terutama jika peristiwa-peristiwa tersebut berdampak pada harga bahan bakar fosil seperti batu bara dan gas alam, yang digunakan oleh pembangkit listrik untuk menghasilkan listrik.
Sebagai contoh, invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 mengganggu ekspor bahan bakar fosil dari Rusia dan Ukraina, menyebabkan lonjakan harga listrik (dan banyak produk lainnya) di seluruh dunia, dan khususnya Eropa.
Karena kemampuan suatu negara untuk menghasilkan listrik sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk lokasi geografis, susunan geologi, tingkat perkembangan, kemajuan teknologi, hingga penghasilan negara tersebut, harga listrik dapat sangat bervariasi dari satu negara dengan negara lain.
Berikut adalah 10 negara dengan biaya listrik tertinggi:
1. Italia – US$0,789/kWh (Rp12.012)
Italia memiliki biaya listrik tertinggi di tahun 2023 karena pajak dan retribusi listrik yang tinggi. Jaringan listrik negara ini didasarkan pada energi impor, karena negara ini bergantung pada impor untuk memenuhi sekitar 93% kebutuhan minyak dan gasnya.
2. Austria – US$0,698/kWh (Rp10.627)
Sejak tahun 2022, Austria telah beralih dengan hanya mengandalkan tenaga air, angin, dan energi surya. Biaya pemeliharaan jaringan juga menyumbang sebagian besar harga listrik Austria.
3. Belgia – US$0,652/kWh (Rp9.926)
Biaya listrik Belgia tinggi karena tingginya biaya operasional pembangkit listrik tenaga nuklir yang sudah tua. Selain itu, penghentian pembangkit listrik tenaga nuklir, yang akan selesai pada tahun 2025, membutuhkan investasi yang besar dalam sumber energi alternatif. Ukuran Belgia yang kecil dan populasi yang padat berkontribusi pada biaya jaringan.
4. Denmark – US$0,631/kWh (Rp9.607)
Denmark juga menanggung biaya listrik yang tinggi karena investasi besar dalam infrastruktur energi terbarukan. Karena turbin angin menyumbang sebagian besar pembangkit listrik di negara ini, maka harga listrik bagi pengguna akhir menjadi mahal.
5. Jerman – US$0,618/kWh (Rp9.409)
Jerman, negara dengan ekonomi terbesar di Eropa, menjadi salah satu negara dengan biaya listrik yang tinggi karena kebijakan transisi energi yang dikenal sebagai Energiewende. Inisiatif ini bertujuan untuk beralih dari bahan bakar fosil dan tenaga nuklir ke sumber energi yang lebih terbarukan.
Namun, hal ini juga meningkatkan biaya listrik. Biaya jaringan listrik yang tinggi, pungutan Undang-Undang Energi Terbarukan, dan pajak berkontribusi pada struktur biaya, membuat listrik Jerman termasuk yang termahal di seluruh dunia.
6. Irlandia – US$0,604/kWh (Rp9.196)
Isolasi geografis Irlandia membutuhkan biaya yang lebih tinggi untuk impor bahan bakar dan infrastruktur transmisi. Negara ini juga telah memasukkan energi terbarukan ke dalam jaringan listriknya, dan ini membutuhkan investasi yang signifikan.
Pendorong utama lainnya adalah pungutan 'Kewajiban Pelayanan Publik', sebuah mekanisme untuk mendukung tujuan kebijakan nasional terkait energi terbarukan.
7. Lithuania – US$0,576/kWh (Rp8.769)
Lithuania telah bergeser ke arah diversifikasi sumber energi dan mengurangi ketergantungan pada impor, terutama dari Rusia.
Selain itu, penonaktifan pembangkit listrik tenaga nuklir Ignalina, yang pernah memasok lebih dari 70% daya listrik Lithuania, menyebabkan biaya energi yang lebih tinggi karena negara ini perlu berinvestasi pada sumber-sumber alternatif.
8. Belanda – US$0,522/kWh (Rp7.947)
Listrik Belanda sebagian besar dihasilkan dari gas, batu bara, dan energi terbarukan. Pada akhirnya, sistem perpajakan energi menentukan harga listrik di negara ini. Penekanan negara yang padat penduduknya pada infrastruktur hemat energi juga membuat biaya listrik menjadi tinggi.
9. Inggris – US$0,495/kWh (Rp7.536)
Transisi menuju sumber energi rendah karbon dan terbarukan di Inggris bermanfaat bagi kelestarian lingkungan. Namun di saat yang sama, hal ini membutuhkan perubahan infrastruktur yang signifikan, sehingga meningkatkan biaya.
Peraturan dan pajak yang ekstensif di Inggris yang terkait dengan emisi karbon juga terlihat dalam tagihan listrik masyarakat.
10. Kepulauan Cayman – US$0,481/kWh (Rp7.323)
Sebagai sebuah pulau, tantangan Kepulauan Cayman berbeda dengan negara lain yang memiliki biaya listrik tinggi. Kepulauan ini tidak memiliki sumber daya bahan bakar fosil lokal dan bergantung pada minyak impor untuk pembangkit listrik.
Selain itu, penyebaran geografis pulau-pulau tersebut membuat infrastruktur jaringan listrik yang luas menjadi sumber daya yang intensif. Iklim tropis juga menyebabkan tingginya kebutuhan energi untuk pendingin ruangan.