Bisnis.com, BANDUNG – Para pemburu barang murah pada Black Friday lalu memecahkan rekor belanja online dengan menghabiskan hampir US$10 miliar (Rp155,2 triliun).
Menurut Adobe Analytics, pengeluaran ini meningkat 7,5 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai US$9,8 miliar (Rp152 triliun). Pengeluaran tersebut diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir pekan ini.
Perusahaan analitik ini memprediksi bahwa pelanggan akan membelanjakan US$4,8 miliar (Rp74,4 triliun) pada hari Sabtu, US$5,2 miliar (Rp80,7 triliun) pada hari Minggu, dan US$12 miliar (Rp186,2 triliun) pada hari Cyber Monday, setara dengan peningkatan 5,4 persen dari tahun lalu.
Baca Juga Kenali Makna dan Sejarah Black Friday |
---|
Barang elektronik merupakan produk yang mengalami peningkatan besar dalam penjualannya, dengan pembelian online yang meningkat sebesar 152 persen dibandingkan dengan penjualan harian pada Oktober tahun ini.
Produk terlaris lainnya adalah mainan seperti boneka Barbie, produk perawatan kulit, peralatan masak, dan mesin kopi.
Platform e-commerce Shopify melaporkan rekor penjualan global sebesar US$4,1 miliar (Rp63,6 triliun), meningkat 22 persen dari tahun lalu.
Puncak belanja terjadi ketika penjualan kolektif mencapai US$4,2 juta (Rp65,1 miliar) per menit pada pukul 12:01 malam EST pada hari Jumat.
“Black Friday yang epik dan memecahkan rekor untuk para pedagang Shopify,” kata Presiden Shopify, Harley Finkelstein, mengutip laman Daily Mail UK, Senin (27/11/2023).
"Dunia datang untuk mendukung para pedagang kami, dan kegembiraan terus meningkat, dengan Cyber Monday yang masih akan datang,” tambahnya.
New York, Los Angeles, dan San Francisco merupakan kota-kota di Amerika Serikat dengan penjualan yang paling laris. Pakaian, perawatan pribadi, dan perhiasan adalah kategori yang paling diminati.
Meskipun inflasi telah mereda, banyak barang dan jasa yang harganya masih jauh lebih tinggi dibandingkan tiga tahun lalu.
Pada minggu lalu, 72% lebih banyak pembeli menggunakan opsi pembayaran fleksibel "beli sekarang, bayar nanti", seperti Klarna dan Afterpay, dibandingkan minggu sebelumnya, demikian yang dilaporkan Adobe, mengutip laman New York Post, Senin (27/11/2023). (Kresensia Kinanti)