Bisnis.com, JAKARTA -- Band rock asal Bandung, The Changcuters kembali merilis lagu terbarunya "Memang Beda". Kali ini, tak sekadar membawakan lagu, mereka juga membawa isu yang sedang ramai jadi perbincangan di kalangan anak muda.
Vokalis The Changcuters, Tria, mengatakan bahwa lagu "Memang Beda" ini berangkat dari keresahan mereka, terutama karena sudah mulai berumur melihat anak-anak muda sekarang yang punya masalah rasa percaya diri.
"Kita sudah bapak-bapak, melihat situasi dan kondisi sekarang di mana perbedaan itu adalah hal yang mendasar, tapi malah jadi isu yang paling meresahkan, malah terlalu dibesarkan. Itu kita pengin bahas duluan, kita pengin ngomong bahwa semua orang itu memang terlahir beda. Satu-satunya persamaan manusia itu adalah punya perbedaan," ujarnya usai konferensi pers di Jakarta, Senin (18/12/2023).
Dia berharap, melalui lagu ini anak-anak muda juga lebih percaya diri meskipun berbeda dengan orang lain.
"The Changcuters sampai saat ini masih berinteraksi dengan teman-teman yang umurnya jauh di bawah kami atau Gen Z, di sekolah di pensi, festival segala macem, bertemu dengan musisi baru, banyak diskusi yang terjadi di lapangan yang menjadi suatu yang baru buat kami. Justru jadi diri sendiri dan jadi beda adalah keharusan," lanjut Tria.
Menurutnya, sebetulnya banyak hal yang positif dan keren dari anak zaman sekarang. Namun, di balik itu ada isu yang jadi kelemahan.
"Itu yang jadi trigger kami untuk menyampaikan "Memang beda" ini. Mungkin ke depannya kita akan menyampaikan isu-isu yang perlu kita sampaikan lagi," imbuhnya.
Bawa Aransemen Berbeda
Hampir 20 tahun berkarya dan memiliki aransemen musik yang berbeda dengan band yang ada di Indonesia, merujuk ke musik tahun 1960--198-an, The Changcuters masih memiliki banyak penggemar dan "lolos" dari tren musik yang ada.
Berbeda dari lagu-lagu sebelumnya, dalam lagi "Memang Beda" muncul aliran Ska. Tria mengatakan, hal itu terjadi secara spontan,.
"Muncul aliran Ska karena belum pernah ditonjolkan di lagu-lagu kita sebelumnya. Aransemen itu sebetulnya direncanakan tapi tidak disengaja juga, tetap balik se-pasnya kita aja. Karena kalau urusan berkarya kita selalu mendahulukan ego kita duluan. Ketika workshop, sambil nyari lagunya mau diapain, pas ada elemen skanya, eh enak, lalu sepakat bungkus," jelasnya.
Lewat aransemen ini The Changcuters juga ingin membuat materi musik yang seru untuk dibawakan di atas panggung. "Memang Beda" pertama kali dibawakan di panggung Pestapora sebelum dirilis, dan mendapatkan respons positif dari para penggemarnya.
Terkait dengan musik The Changcuters yang beda dari tren musik umumnya, Tria mengatakan, menurutnya tak semua upaya musisi bisa lolos dari tren. Tapi, musisi selalu akan memberikan karya dan berharap diterima di era-era yang baru.
"Misalnya sebelum pandemi kami jarang terekspos media karena era musiknya lagi beda. Jadi mungkin ketika kami nggak terekspos rasanya seperti turun drastis, padahal di badannya The Changcuters tidak ada banyak perubahan, masih banyak diundang di acara offline. Baru sekarang kami terangkat lagi, yang penting kita konsisten berkarya," papar Tria.
Gitaris The The Changcuters, Qibil, menambahkan, untuk merespons tren musik yang baru, mereka berusaha tetap terupdate, tapi tetap memilih jadi diri sendiri.