Bisnis.com, JAKARTA - Isu adanya kandungan Bromat di salah satu produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) masih jadi topik hangat di masyarakat.
Pasalnya, kandungan ini disinyalir bisa menyebabkan kanker. Lantas apakah hal tersebut benar?
Beredarnya kandungan bromat di AMDK bermula dari akun Tiktok seorang content creator yang membandingkan beberapa merk AMDK.
Dalam video tersebut dia menyebutkan salah satu produk AMDK mengandung bromat yang melebihi batas aman. Sontak hal itu menimbulkan berbagai macam komentar masyarakat.
Lantas apa sebenarnya bromat itu?
Bromat adalah senyawa kimia yang terbentuk dari reaksi ozon bertemu dengan bromat saat proses desinfeksi. Hal ini terjadi ketika air memasuki proses ozonisasi guna mensterilkan dari bakteri sebelum dipasarkan.
“Bromat dapat masuk ke air minum kemasan jika proses penyaringan tidak dilakukan dengan hati-hati atau jika ada kontaminasi dalam sumber air. Kandungan bromat dalam air minum masih dibolehkan, asal tidak melebihi 10 mcg/L,” kata Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., dari laman resmi UGM, dikutip Senin (4/3/2024).
Zullies menjelaskan reaksi tersebut terjadi karena Brom yang bermuatan negatif bertemu dengan ozon atau 03 sehingga menghasilkan senyawa bromat atau Br03.
Zullien menyebutkan merujuk pada WHO, batas aman masuknya bromat ke dalam tubuh manusia sebesar 10 mikrogram/liter. Batas potensi terjangkit kanker yang disebabkan bromat adalah 0,19 per mg/kg berat badan per hari.
Zullies menegaskan kabar yang beredar tentang adanya kandungan bromat yang melebihi batas aman adalah hoaks.
Di sisi lain, dalam laporan yang dipublikasikan WHO, terdapat pengujian kandungan bromat ke tikus. Hasilnya, bromat bereaksi menjadi kariogenik atau kanker.
Sedangkan dampak bromat terhadap manusia belum memiliki bukti ilmiah yang komprehensif. Namun, manusia tetap berpotensi tejangkit kanker dari bromat ketika dosis yang terkonsumsi melebihi ambang batas aman.
WHO pernah mencatat adanya laporan keracunan pada anak-anak setelah diketahui terkontaminasi bromat dengan kadar 60-120 ml atau 2% (setara dengan 46–92 mg bromat per kg berat badan per hari untuk anak dengan berat 20 kg)
WHO mencatat Br03 akan bereaksi mematikan pada manusia saat dosis yang masuk ke dalam tubuh berkisar 200–500 mg/kg berat badan (150–385 mg bromat per kg berat badan).
Lembaga kesehatan internasional itu menjelaskan ada dua kategori efek yang akan terjadi, yaitu reversible atau bisa kembali normal seperti mual, muntah, sakit perut, anuria dan diare. Sedangkan ireversibel merupakan kondisi yang sulit untuk kembali normal, yakni gagal ginjal dan tuli.
Hal tersebut terjadi ketika dosis bromat mencapai 240–500 mg per kg berat badan (185–385 mg bromat per kg berat badan). (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)