Bisnis.com, JAKARTA – Judi online telah menjadi masalah yang semakin umum ditemukan di Indonesia beberapa tahun terakhir.
Menurut psikiater konsultan di bidang adiksi, Kristiana Siste Kurniasanti, kecanduan judi telah masuk ke daftar gangguan kesehatan mental. Adiksi judi masuk ke dalam kategori adiksi perilaku, yang antara lain juga meliputi adiksi game, pornografi, dan sebagainya.
Sementara itu, terdapat juga kategori adiksi zat: adiksi terhadap nikotin, ganja, heroin, dan sebagainya.
Dilansir dari Tran dkk. (2024), 2% rakyat Indonesia (sekitar 5,59 juta jiwa) memiliki kecanduan berjudi. Uniknya, 18% dari orang tersebut tidak merasa memiliki masalah adiksi.
“Biasanya, faktor risiko orang yang rentan mengalami adiksi itu karena genetik. Selanjutnya, aksesnya mudah dan lingkungannya mendukung. Jadi, alasannya kompleks,” tutur Kristiana pada acara diskusi Ikatan Dokter Indonesia di Zoom Meeting, Jumat (26/7/2024).
Adiksi termasuk penyakit kronis. Tidak hanya melibatkan perilaku, tetapi adiksi juga berdampak dan merupakan akibat dari pada sirkuit otak, lingkungan, pengalaman hidup, dan genetik. Intinya, adiksi saling berinteraksi dengan semua hal tersebut.
“Motivasinya bukan selalu karena iseng saja. Mungkin ada masalah finansial, atau keinginan mendapat uang secara segera. Ada juga orang yang butuh mendapat kesenangan atau gratifikasi secara segera,” Kristiana menjelaskan.
Dia menambahkan, remaja lebih berisiko terkena adiksi judi online. Hal ini karena bagian otak depan atau korteks prefrontal baru berkembang penuh pada usia 20–21 tahun. Bagian otak ini berfungsi untuk mengatur emosi, perilaku, hingga mengambil keputusan.
Bagian otak mana yang aktif ketika melakukan hal yang adiktif?
Paling tidak, terdapat 7 bagian otak yang mengalami ketergantungan ketika seseorang mengalami adiksi zat maupun adiksi perilaku.
Yang pertama adalah kontrol diri dan membuat keputusan yang dikontrol oleh bagian otak dorsolateral dan rostrolateral prefrontal cortex. Ketika melakukan hal yang adiktif, muncul euforia atau kebahagiaan berlebih pada bagian otak inferior frontal gyrus & orbitofrontal cortex.
Muncullah perasaan adiksi atau keinginan terus menerus di otak bagian tengah, yaitu anterior cingulate cortex, insula, putamen, dan caudate. Muncul juga emosi dan ingatan pada parahippocampal gyrus, posterior cingulate cortex, dan precuneus.
Cara mengetahui orang dengan adiksi judi
Dalam masalah kesehatan mental yang paling merugikan kehidupan, adiksi judi menjadi masalah nomor 3–di bawah depresi/kecemasan dan penyalahgunaan alkohol.
Hal ini membuat ketagihan judi online sangatlah berbahaya terhadap masyarakat. Maka, Anda perlu kenali gejala-gejalanya supaya Anda dapat menghindari orang tersayang dari masalah ini.
“Awalnya, judi dilihat sebagai hal yang menyenangkan. Kemudian jadi kebiasaan atau habit. Biasanya, penjudi tidak menyadari masalah sebelum orang lain di sekitarnya. Begitu dia menyadari, masalahnya sudah jadi besar,” papar Kristiana.
Barulah ketika sang penjudi merasakan dampaknya–terlilit hutang, masalah kesehatan mental, masalah hubungan dan pekerjaan–dia akan berusaha mengubah kebiasaan itu. Namun, inilah yang memunculkan adanya konflik internal. Penjudi masih punya dorongan untuk bertaruh.
Jika penjudi sudah berbohong tentang kegiatan berjudinya kepada siapapun, atau sudah merasa bertaruh lebih dari kemampuan finansialnya, maka ini telah jelas menjadi masalah.
Pada titik tersebut, penjudi sudah menyadari kesalahannya dan sangat perlu untuk mendapat bantuan dari profesional kesehatan jiwa.
Kristiana menyatakan bahwa disediakan beragam terapi untuk melawan adiksi.
“Mereka yang mengalami gejala judi online biasanya juga punya gangguan tidur, depresi, dan sebagainya. Kita juga lakukan terapi untuk itu–rata-rata 3 bulan, kemudian diperpanjang 6 bulan, dan pemantauan selama 12 bulan,” jelas Kristiana.
Ragam terapi antara lain terapi obat, psikoterapi , dan stimulasi otak atau cognitive training.
Sementara itu, apabila Anda tidak terdampak oleh judi online, Kristiana berpesan bahwa sangat penting untuk membahas mengenai dampak dari judi online.
“Pahami tentang adiksi judi! Ubah stigma tentang adiksi, berilah dukungan kepada mereka yang sedang berobat.” (Ilma Rayhana)