Bisnis.com, JAKARTA - Sarkopenia merupakan kondisi hilangnya massa dan kekuatan otot secara progresif. Sindrom ini biasanya rentan terjadi pada orang dewasa lansia oleh sebab proses penuaan alami.
Sarkopenia berdampak negatif pada aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup, kesulitan mobilitas menjadi kendala utama.
Tidak hanya itu anda akan kesulitan berjalan, menaiki tangga, dan membawa barang berat. Sindrom ini meningkatkan kemungkinan mengalami risiko jatuh dan patah tulang. Prevalensi sindrom sarkopenia diperkirakan berkisar antara 5-13% untuk orang berusia 60 tahun atau lebih dan 11-50% untuk orang berusia 80 tahun ke atas.
Meskipun tidak ada obat yang disetujui untuk pengobatan sarkopenia, beberapa perubahan gaya hidup dapat mengelola kondisi dan membantu mendapatkan kembali massa dan kekuatan otot.
Oleh karena itu terdapat 3 tes yang menjadi dasar bagi diagnosia sindrom Sarkopenia yaitu tes menilai kekuatan otot, kualitas otot, dan kinerja fisik.
Secara umum gejala utama sarkopenia adalah fungsi otot rendah, kekuatan otot rendah, dan massa otot rendah. Hilangnya massa otot disertai dengan akumulasi lemak di otot, yang berkontribusi pada penurunan kekuatan otot.
Namun gejala lain dari sarkopenia juga meliputi:
- Fungsi motorik terganggu
- Kesulitan berjalan
- Kecepatan berjalan lambat
- Kesulitan dalam membawa dan mengangkat barang berat
- Kesulitan menaiki tangga
- Peningkatan jatuh
- Kelemahan fisik
Penyebab Sarkopenia
Dikutip dari Health.com, sarkopenia paling sering terjadi karena proses penuaan alami. Massa otot progresif dan kehilangan kekuatan dimulai antara usia 30 dan 50 tahun dan memuncak setelah 60 tahun. sekitar 10% orang di seluruh dunia berusia di atas 60 tahun memiliki sarkopenia. Hal ini terjadi akibat penurunan kemampuan tubuh pada orang lanjut usia.
Menjadi tidak aktif secara fisik dan tidak mengonsumsi cukup protein adalah dua faktor utama yang berkontribusi mengapa orang dewasa yang lebih tua mungkin menderita sarkopenia. Namun sindrom ini tenyata juga berpeluang terjadi bagi orang yang lebih muda.
Orang yang lebih muda dengan penyakit inflamasi, malnutrisi, dan cachexia (penurunan berat badan ekstrem dan pengecilan otot) lebih mungkin mengalami sarcopenia.
Sarkopenia yang semakin berkembang juga dapat menyebabkan :
- Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
- Penyakit ginjal kronis
- Gagal jantung
- Virus defisiensi imun manusia (HIV)
- Diabetes mellitus
- Kanker
Pencegahan Sarkopenia
Pendekatan perubahan gaya hidup menjadi langkah paling baik untuk pencegahan terkena sindrom sarkopenia. Namun hal ini tidak bisa dijadikan patokan, sebab sarkopenia juga merupakan bagian dari penuaan alami.
Aktivitas fisik/olahraga
Melakukan diet
Konsumsi suplemen Vitamin D dan Vitamin B Vitamin C Selenium, Kalsium, dan Magnesium (Enrich Samuel K.P)