Seorang perempuan sedang stres/Health
Health

Kenali Gangguan Otak Afasia dan Gejalanya

Redaksi
Senin, 6 Januari 2025 - 12:51
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA- Afasia adalah gangguan otak yang memengaruhi kemampuan berbicara, memahami bahasa, membaca, dan menulis.

Gangguan otak terjadi akibat kerusakan pada bagian otak yang mengatur bahasa, yang biasanya terletak di sisi kiri otak. Afasia dapat terjadi secara mendadak, sering kali akibat stroke atau cedera kepala, tetapi juga dapat berkembang secara perlahan akibat tumor otak atau penyakit neurologis progresif, seperti penyakit Alzheimer.

Dilansir dari National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD) pada Senin (6/1/2025) afasia sering kali disertai dengan gangguan bicara lain, seperti disartria dan apraksia bicara, yang disebabkan oleh kerusakan pada otak.

Sebagian besar penderita afasia adalah orang paruh baya atau lansia, meskipun kondisi ini dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Data dari National Aphasia Association menunjukkan bahwa sekitar 1 juta orang di Amerika Serikat hidup dengan afasia, dengan hampir 180.000 kasus baru setiap tahunnya.

Gejala Afasia

Dilansir dari mayoclinic.org, Afasia dapat muncul sebagai gejala dari berbagai kondisi medis, seperti stroke atau tumor otak. Penderita afasia mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan tanda-tanda berikut:

  1. Berbicara dalam kalimat yang pendek atau tidak lengkap.
  2. Mengucapkan kalimat yang tidak masuk akal.
  3. Mengganti satu kata dengan kata lain atau satu suara dengan suara lain.
  4. Mengucapkan kata-kata yang tidak dapat dikenali.
  5. Kesulitan dalam mencari kata yang tepat.
  6. Tidak memahami percakapan orang lain.
  7. Tidak memahami apa yang mereka baca.
  8. Menulis kalimat yang tidak masuk akal.

Penyebab Afasia

Dilansir dari Clevelandclinic pada Senin (6/1/2025), penyebab paling umum dari afasia adalah stroke, yang terjadi ketika gumpalan darah atau pembuluh darah yang bocor menghambat aliran darah ke otak, menyebabkan kerusakan pada sel otak. Selain stroke, benturan keras pada kepala, tumor otak, luka tembak, infeksi otak, dan gangguan neurologis progresif juga dapat menyebabkan afasia.

Pengobatan Afasia

Pengobatan afasia berfokus pada penyebab utama gangguan tersebut. Dalam kasus stroke, pemulihan aliran darah ke area otak yang terkena secara cepat dapat membatasi atau mencegah kerusakan permanen. Afasia sering kali membaik seiring dengan pemulihan pasien dan proses penyembuhan otak.

Beberapa penyebab afasia, seperti gegar otak atau migrain, bersifat sementara dan tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, untuk kerusakan otak jangka panjang atau permanen, terapi wicara sangat diperlukan untuk membantu pemulihan kemampuan bahasa.

Terapi ini bertujuan memulihkan pemahaman bahasa dan mengajarkan keterampilan adaptasi terhadap gejala spesifik. Keterlibatan keluarga dan pengasuh juga sangat penting dalam mendukung komunikasi dan pemulihan pasien.

Meskipun afasia dapat menimbulkan tantangan besar dalam berkomunikasi, pengobatan yang tepat serta dukungan dari keluarga dan masyarakat dapat membantu penderita memulihkan kemampuan berbahasa. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang afasia agar penderita dapat memperoleh dukungan yang mereka butuhkan dalam proses pemulihan.

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro