Bisnis.com, JAKARTA - Bali International Hospital (BIH) di bawah naungan BUMN PT Pertamina Bina Medika IHC (IHC), sedang bersiap untuk segera dibuka, untuk merangkul para pasien di Indonesia yang kerap berobat ke luar negeri.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Pertamina Bina Medika IHC Alvin Christian mengatakan bahwa ada sekitar 2 juta orang Indonesia yang berobat ke luar negeri setiap tahunnya.
"Mereka tidak hanya untuk berobat, kadang juga hanya untuk pengecekan kesehatan atau medical check up. Ini ingin kami rangkul agar jika ingin berobat sambil berlibur, ke Bali saja, ada Bali International Hospital," ujarnya usai pelaksanaan Corporate Gathering BIH di Jakarta, Rabu (8/1/2025).
Alvin mengungkapkan, Bali menjadi lokasi pilihan, salah satunya karena ingin memenangkan pangsa pasar dari pasien yang mencari layanan medis sampai ke luar Indonesia, dan mengembalikan devisa negara yang hilang untuk bisa kembali ke Indonesia.
Sebagai holding rumah sakit negara, IHC telah mengelola 36 rumah sakit secara langsung dan 39 rumah sakit afiliasi seluruh Indonesia dan kini memperkenalkan Bali International Hospital (BIH).
Proyek rumah sakit bertaraf internasional ini rencananya akan di buka pada pertengahan tahun, sekitar April 2025, untuk membawa misi besar mendukung Medical Tourism di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sanur, Bali yang dirancang untuk merevolusi layanan kesehatan di Tanah Air.
Rumah sakit tersebut akan berdiri di atas lahan seluas 5 hektare dengan empat lantai dan 260 bangsal. Rumah sakit ini juga mengusung konsep ramah lingkungan atau green hospital, dikelilingi oleh 183 pohon dan 123 pohon telah direlokasi untuk mencegah penebangan pohon di area rumah sakit.
"Sebagai operator Bali International Hospital [BIH], IHC mendukung BIH dalam mewujudkan layanan kesehatan bertaraf internasional yang didukung oleh sistem yang inovatif, teknologi mutakhir, tenaga medis terbaik serta kemitraan dengan berbagai institusi berskala global," jelasnya.
Direktur Utama PT Pertamedika Bali Hospital Dewi Fitriana menambahkan, bahwa berbeda dengan rumah sakit umumnya di Indonesia, BIH mendapat dukungan dari pemerintah untuk bisa bekerja sama dengan dokter asing dari luar negeri dan diaspora untuk berpraktek.
"BIH juga diperkenankan untuk menggunakan obat-obatan dan peralatan medis terkini sehingga bisa sejalan dengan panduan terkini yang dipergunakan juga di dunia. Kami juga sudah menggandeng partner asing untuk bisa memberikan pelayanan secara holistik untuk masyarakat Indonesia," tambahnya.
Untuk fokus pengobatan sendiri, BIH menyediakan layanan lima keahlian penyakit yaitu kardiologi, onkologi, neurologi, gastroenterohepatologi, dan ortopedi (Cardiology, Oncology, Neurology, Gastroenterohepatology, dan Orthopedic/CONGO).
"Penyakit-penyakit ini yang kebanyakan dicari pengobatannya ke luar negeri. Maka kami fokuskan untuk dihadirkan di BIH sehingga mereka tidak perlu ke luar negeri," imbuh Dewi.
Namun, para periode awal pembukaannya, baru akan ada dua layanan ahli yang dibuka, yakni kardiologi dan onkologi.