Bisnis.com, JAKARTA - Siloam Hospitals resmi meluncurkan layanan robot bedah pertama di Indonesia menggunakan Da Vinci Xi. Menyambut inovasi tersebut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berencana melanjutkan kisah suksesnya.
Da Vinci Xi merupakan robot yang dikembangkan oleh Intuitive Surgical, perusahaan teknologi medis asal Amerika Serikat yang dikenal sebagai pionir dalam sistem pembedahan robotik di dunia.
Sistem Da Vinci telah digunakan dalam jutaan prosedur di berbagai negara, khususnya untuk operasi dengan tingkat kompleksitas tinggi.
Sebagai generasi terbaru, Da Vinci Xi menawarkan fleksibilitas, akurasi, dan presisi yang lebih tinggi. Teknologi ini memungkinkan dokter yang mengoperasikannya dapat melakukan prosedur bedah dengan tingkat kestabilan dan presisi yang sulit dicapai melalui teknik konvensional.
Sistem robotnya dioperasikan melalui konsol modern sehingga dokter dapat mengendalikan lengan robotik secara real-time.
Teknologi ini juga dapat memberikan berbagai manfaat bagi pasien, seperti rasa nyeri yang minimal, risiko komplikasi yang lebih rendah, serta waktu pemulihan yang lebih cepat, yang secara keseluruhan meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Bapak Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa presisi keakuratan dan minim invasif sangat penting.
"Presisi itu sangat penting, selain bisa membantu dokter operasi lebih akurat, dan mungkin lebih cepat, pasien juga bisa lebih cepat sembuh dengan teknologi robotik ini," ujarnya dalam peluncuran Da Vinci Xi di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Budi juga mengatakan bahwa Indonesia sudah cukup tertinggal untuk penggunaan robot operasi. Namun, peluncuran Da Vinci Xi pertama di Indonesia menjadi pencapaian yang baik untuk dunia kesehatan.
Menkes mengatakan bahwa Singapura sudah pakai Da Vinci sejak 2000, Malaysia sudah dari 2003 dengan versi yang lama dan pakai Da Vinci Xi sejak 2022, dari Thailand juga tertinggal 9 tahun, sementara Indonesia baru punya di 2025.
"Harapannya dengan peran swasta yang harus lebih besar dan lebih maju dari pemerintah bisa mempercepat penggunaan robot bedah ini lebih banyak, karena swasta tentunya lebih fleksibel, efisien untuk menyediakan akses yang lebih mudah," tambahnya.
Ke depan, Menkes Budi juga mengatakan berkomitmen mendukung dan melanjutkan kesuksesan peluncuran dan penggunaan robot bedah di Indonesia untuk menyediakan akses yang lebih mudah dan lebih terjangkau di 38 provinsi.
"Kalau saya bisa tetap di Menteri Kesehatan sampai akhir masa jabatan, mesin ini saya upayakan bisa ada di 38 provinsi, sebelum saya habis masa jabatan, karena saya sudah kumpulkan uangnya. Saya akan pastikan dananya cukup untuk reinvestasi," katanya.