Bisnis.com, JAKARTA - Masuk sekolah unggulan jadi impian banyak siswa dan juga orang tua. Alasannya sederhana, sekolah-sekolah ini biasanya punya fasilitas yang bagus, guru-guru yang berkualitas, dan lingkungan belajar yang mendorong siswa buat terus berkembang.
Tapi, agar bisa tembus ke sekolah seperti itu, jelas bukan hal mudah. Persaingannya ketat, apalagi tesnya pun tidak main-main. Maka, penting untuk mempersiapkan diri sejak jauh-jauh hari. Bukan hanya soal pelajaran saja, tapi juga mental dan strategi belajarnya.
Bintang Pelajar sebagai lembaga pendidikan mengatakan perlu persiapan menghadapi seleksi masuk sekolah unggulan.
Salah satunya, dengan mengikuti latihan Tes Kemampuan Akademik secara terstruktur dan profesional.
Ketua Pelaksana TKA Suli Hendra mengatakan soal latihan sebaiknya disusun dengan pendekatan karakteristik soal TKA nasional.
Hal ini menjadi langkah penting untuk mengenalkan siswa pada format dan tingkat kesulitan seleksi masuk sekolah-sekolah unggulan seperti MAN Insan Cendekia (IC), SMP dan SMA Labschool, SMA Pradita Dirgantara, Sekolah Negeri unggulan lainnya serta berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia.
Dengan demikian, siswa tidak hanya siap secara teknis, tetapi juga secara mental menghadapi iklim ujian yang kompetitif dan profesional.
"KENAL TKA bukan hanya kompetisi, tapi juga gerakan bersama dalam mencetak generasi cerdas dan siap bersaing dari pelosok Indonesia," ujar Suli terkait TKA 2025.
Siswa juga harus dilatih dengan soal-soal yang terstruktur dan berbasis teknologi, agar menjadi salah satu tolok ukur baru dalam sistem pendidikan nasional.
“Ini juga menjadi pengalaman berharga bagi siswa untuk menghadapi masa depan pendidikan yang semakin menantang dan kompetitif,” tambah Suli Hendra.
Cara ini. katanya, bisa menjadi acuan kebijakan nasional dalam pengukuran kemampuan akademik siswa secara lebih objektif dan merata.
Selain itu, perlu juga mengukur kesiapan sekolah dalam membina siswa menghadapi seleksi nasional. Kemudian, meningkatkan motivasi berprestasi siswa dari jenjang SD hingga SMA di seluruh Indonesia. Termasuk, mempercepat pencapaian kebijakan pendidikan nasional, serta, membangun kolaborasi strategis sekolah, orang tua, lembaga pendidikan, dan pemerintah daerah.