Bisnis.com, JAKARTA -- Justine Sheils, seorang wanita asal Merseyside, Inggris harus rela kulit kepalanya diambil seukuran uang 50 sen untuk melawan kanker kulit karena kebiasannya menggunakan sun bed.
Wanita berusia 43 tahun tersebut mulai menggunakan kasur pemanas untuk menggelapkan warna kulitnya tersebut sejak usia 15 tahun, dan berhenti ketika dirinya didiagnosis melanoma malignant atau kakner kulit tipe ketiga yang berkembang di melanosit epidermis pada 2006.
Berdasarkan kondisinya tersebut, kedua payudarnya hampir saja diangkat. Namun, kondisi lebih menakutkan ketika tanda-tanda kanker kulit ditemukan di atas kepalanya.
"Ternyata terjadi pertumbuhan lain. Ahli bedah tidak memiliki cara lain selain menghilangkan bagian dari tengkoraknya tersebut dan kemudia membangun kembali untuk membersihkan dirinya dari kanker yang mengakibatkan kebotakan sebesar 6 inc dan epilepsi," seperti yang dikutip dari Daily Mail, Senin (11/5/2015).
Sheils sebenarnya sudah menyadari bahaya sun bed yang dapat menyebabkan kanker kulit. Namun, dia selalu memberi sugesti positif kepada dirinya bahwa dia akan baik-baik saja. Dia juga kerap mengabaikan tanda-tanda kemerahan yang terjadi di tubuhnya dan menganggap itu hanya bekas gesekan pakaian yang dikenakannya.
Anne Jackson, Chief Executive North West Cancer Research, mengatakan angka-angka terbaru seputar kanker kulit menunjukkan jumlah kasus meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan. Memberi perlindungan diri terhadap sinar matahari sangat diperlukan.
Pasalnya, kanker kulit adalah penyakit umum kelima dengan sekitar 13.000 kasus setiap tahun. Penyakit itu kian mengkhawatirkan karena rata-rata kasus naik menjadi 18 kasus per 100.000 orang pada 2011, dari sebelumnya rata-rata 10 kasus per 100.000 orang pada 2002.
"Kami menyarankan agar ketika di bawah sinar matahari lindungilah kulit dengan topi atau kaos, atau dengan duduk di tempat yang teduh dan pakailah sun cream secara berulang," jelasnya.
Health
Awas, Menggelapkan Warna Kulit Berisiko Kanker Kulit
Penulis : Dimas Novita Sari
Editor : Nancy Junita