Ilustrasi/Dailyurbanista
Fashion

Mengenal Cemburu Buta dan Risiko Fatalnya Bagi Rumah Tangga

Wike Dita Herlinda
Sabtu, 30 Juli 2016 - 10:41
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pada suatu hari Rinda tampak gelisah. Saat ditanya, perempuan 30 tahun itu mengaku baru saja ‘dibombardir’ teror melalui surat elektronik (surel) dari orang tak dikenal. Dia pun menunjukkan  beberapa pesan panjang dengan nada melecehkan yang diterimanya.

Setelah ditelisik lebih jauh, ternyata pelaku perundungan siber tersebut tidak lain adalah istri dari mantan pacar Rinda semasa kuliah. Sebut saja namanya Ita. Tanpa disadarinya, selama ini Rinda telah menjadi korbancyber stalking dari Ita.

“Padahal saya putus lebih dari enam tahun lalu, dan benar-benar putus kontak. Saya bahkan tidak mau tahu kabar mantan saya itu. Eh, ujug-ujugkok sekarang istrinya [Ita] meneror saya di media sosial dan surel, menuduh yang tidak-tidak. Delusional sekali,” ujarnya kesal.

Merasa dirinya adalah korban perundungan siber, Rinda buru-buru menyimpan pesan-pesan bernada negatif yang diterimanya sebagai barang bukti. Dia pun memutuskan untuk tidak lagi merespons ‘drama’ yang dipantik Ita.

Langkah yang dilakukan Rinda sudah tepat, yaitu dengan menyimpan barang bukti dan mengabaikan, serta memblokir pelaku perundungan dari akun medsosnya. Namun, dia mengaku masih heran dengan alasan Ita menerornya; suatu hal yang sebenarnya sepele.

“Kebetulan saya dan mantan pacar saya berada dalam satu grup [chat]teman seangkatan kuliah. Waktu itu, ada kabar bahwa ibu dari suami Ita meninggal. Semua teman seangkatan pun mengungkapkan belasungkawa, termasuk saya. Namanya juga solidaritas,” terang Rinda.

Hanya karena ‘ucapan belasungkawa’, Ita menuduh Rinda masih memiliki hubungan dengan suaminya, dan memberondongnya dengan kata-kata tidak senonoh. Sebaliknya, Rinda merasa kehidupannya yang tenang dan damai tiba-tiba terganggu oleh masalah yang mengada-ada.

Nah, kasus yang dialami Rinda sebenarnya banyak dijumpai di mana-mana. Bahkan, belakangan ini banyak pemberitaan yang melaporkan kejadian di mana nyawa seseorang meregang hanya karena aksi cemburu buta dari orang lain atau pasangan orang lain.

Bercermin dari kasus-kasus semacam itu, ada baiknya kita mengetahui tentang apa itu cemburu buta, apa pemicunya, dan bagaimana mengatasinya agar dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Psikolog Rienny Hassan memaparkan cemburu buta tak ubahnya racun yang mematikan. Menurutnya, cemburu buta kebanyakan berasal dari prasangka negatif yang tidak dibarengi dengan data-data akurat, tapi dipercaya atau diasumsikan sebagai sebuah kebenarnan.

“Perilaku seperti ini biasanya dipicu oleh rasa posesif yang berlebihan atau ketidakberdayaan yang berlebihan. Bahkan, ada kasus di mana seorang suami cemburu buta pada tukang sayur langganan istrinya. Ada juga istri yang cemburu buta pada pembantu rumah tangganya.”

Cemburu buta juga sangat tidak sehat bagi seseorang karena orang yang bersangkutan cenderung berkutat dengan perasaan dan prespektifnya sendiri. Akibatnya, orang tersebut akan sulit percaya pada orang lain dan sulit mengembangkan diri.

“Hidupnya akan menjadi tidak tenang karena selalu berprasangka negatif dan tidak berdasar. Bahkan, banyak hal dibuat-buat yang tidak masuk akal sebagai alasan cemburu. Bagaimana mau beraktivitas produktif dan memperoleh kebahagiaan kalau sedikit-sedikit curiga,” tuturnya.

Konsultan pernikahan (marriage expert) Sheri Stritof menambahkan cemburu sebenarnya merupakan sebuah bentuk reaksi terhadap hal yang dianggap mengancam (baik itu imajinatif maupun riil) untuk memvalidasi sebuah hubungan.

Celakanya, cemburu juga adalah alasan satu dari tiga pasangan yang menjadi pasien terapi marital. “Sedikit cemburu itu wajar dan dibutuhkan dalam hubungan. Namun, cemburu buta sangat menakutkan dan bisa memicu seseorang bertindak membahayakan,” ujarnya.

Secara psikologis, tidak ada alasan yang membenarkan argumen bahwa cemburu akan bertumbuh seiring dengan usia pernikahan. Sebab, kata Sheri, cemburu mengakar pada watak dan karakter seseorang dan tidak bisa dihilangkan hanya dengan memikirkannya saja.

Dalam skala kecil, rasa cemburu justru dapat menguatkan sebuah hubungan dan membuat pasangan saling menghargai satu sama lain. Dalam kehidupan rumah tangga, cemburu dalam skala kecil juga dapat meningkatkan gelora emosional dan gairah seksual.

Namun, apabila kecemburuan tersebut semakin intens dan mulai irasional, dampaknya justru akan sangat korosif; baik baik diri si pencemburu buta, rumah tangganya, pasangannya, maupun orang lain. Bahkan, tak jarang sebuah hubungan rusak akibat cemburu buta.

Lebih lanjut, Sheri menjelaskan cemburu buta berakar dari perasaan takut, paranoia, marah, memalukan, gagal, curiga, terancam, sedih, cemas, iri, sedih, ragu, luka hati, dan iba pada diri sendiri.

“Cemburu buta membuat seseorang merasa frustasi, kecewa, curiga, dan selalu muram. Cemburu buta bisa memicu depresi yang sulit untuk dijelaskan, dan perlahan-lahan akan menjadi seperti racun yang membahayakan kesehatan jasmani dan rohani,” tuturnya.

Di dalam pernikahan, pasangan yang cemburu buta biasanya disebabkan oleh beberapa kondisi. Pertama, ekspektasi yang tidak realistis terhadap pernikahannya. Kedua, ekspektasi yang tidak realistis terhadap pasangan maupun hubungannya.

Ketiga, pengertian yang salah kaprah tentang makna sebuah hubungan.Keempat, pernah mengalami kekecewaan pada masa lalunya.Kelima, tidak percaya diri atau tidak puas dengan diri sendiri. Keenam, was-was (insecure). Ketujuh, takut dikhianati atau dicampakkan.

Kedelapan, takut kehilangan seseorang yang dianggap penting dalam hidupnya. Kesembilan, rasa posesif yang terlalu intens. Kesepuluh,keinginan untuk mengendalikan pasangan dan hubungan.   

“Sebenarnya cemburu buta bisa diatasi, tapi dengan usaha yang besar. Sebagaimana kondisi tekanan emosional yang lain, cemburu buta bisa terpicu untuk terus berkembang. Orang yang cemburu buta bisa berdampak merugikan dan menyakitkan bagi orang lain,” imbuh Sheri.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi cemburu buta a.l. mau mengakui bahwa Anda menyimpan rasa cemburu dan hal itu bisa menciderai pernikahan. Diskusikan akar dari rasa cemburu buta tersebut dengan pasangan Anda.

Jangan memata-matai pasangan atau orang lain yang Anda curigai tanpa alasan. Selain itu, ada baiknya mendapatkan sesi pembibingan dengan psikolog atau ahli konseling pernikahan. Lalu, sadarilah bahwa Anda tidak bisa mengontrol orang lain.

“Bersama dengan pasangan, tetapkanlah kesepakatan bersama tentang bagaimana kehidupan pernikahan yang harus dijalani bersama. Jangan ada kebohongan atau hal-hal yang ditutup-tutupi dari pasangan.”

Alasan Cemburu Buta dalam Pernikahan:

  • Ekspektasi yang tidak realistis terhadap pernikahannya
  • Ekspektasi yang tidak realistis terhadap pasangan maupun hubungannya
  • Pengertian yang salah kaprah tentang makna sebuah hubungan
  • Pernah mengalami kekecewaan pada masa lalunya
  • Tidak percaya diri
  • Was-was (insecure)
  • Takut dikhianati atau dicampakkan
  • Takut kehilangan seseorang yang dianggap penting dalam hidupnya
  • Rasa posesif yang terlalu intens
  • Keinginan untuk mengendalikan pasangan dan hubungan   

Konsekuensi Cemburu Buta dalam Pernikahan:

  • Kebencian
  • Berkurangnya kepercayaan
  • Kemarahan
  • Kecenderungan defensif
  • Banyak berargumen
  • Pasangan harus membuang energi karena terdesak untuk terus-menerus berusaha meyakinkan
  • Depresi
  • Keinginan balas dendam
  • Terus mempertanyakan kebenaran
  • Reaksi fisik seperti gemetaran, pusing, perubahan pola tidur, dan kebiasaan makan
  • Ancaman perceraian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro