Bisnis.com, JAKARTA – Tantrum adalah kondisi seorang anak meluapkan emosinya dengan cara berteriak, menangis, hingga berguling-guling. Tantrum lumrah terjadi pada anak yang berusia 1-4 tahun karena belum bisa mengekspresikan emosi secara baik.
Pernyataan itu disampaikan oleh Dokter I Gusti Ayu Trisna Windiani dalam seminar terbatas dengan tema “Cara Mencegah dan Mengatasi Tantrum Pada Anak” secara daring, Selasa 23 April 2024. Acara itu diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
“Umumnya tantrum yang normal bisa terjadi pada 18 bulan sampai 4 tahun. Kalau kita lihat dari kejadiannya, 20% pada anak usia 2 tahun, 18% pada anak usia 3 tahun, dan 10% pada usia (anak) 4 tahun,” jelas Trisna.
Baca Juga Cara Menenangkan Balita Tantrum |
---|
Maksudnya adalah semakin bertambahnya usia pada anak, maka kondisi tantrum akan menurun. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan kognisi anak yang sudah mengetahui cara meluapkan emosi.
Secara rinci dia menjelaskan untuk anak yang berusia 1 tahun biasanya mengalami tantrum sebanyak 8×, 2 tahun sebanyak 9×, 3 tahun sebanyak 6x, dan 4 tahun sebanyak 5x.
Dokter lulusan Universitas Udayana itu mengatakan tantrum memiliki tahapan hingga akhirnya sang anak benar-benar berada di puncak emosionalnya. Pertama, katanya, anak akan berteriak; kedua, anak akan berguling-guling; ketiga, anak akan menangis.
Baca Juga 5 Cara Mengatasi Anak Tantrum |
---|
Tahapan itu, lanjutnya, biasa terjadi ketika keinginan sang anak tidak terpenuhi. Anak akan terus merengek tujuan mendapatkan apa yang diinginkan.
Namun, tantrum yang terjadi dalam kurun waktu yang lama dapat menjadi indikator adanya gangguan mengendalikan emosi pada anak atau disebut tantrum abnormal.
“Jika terjadi tantrum berat dan tantrumnya terjadi sering maupun lama, inilah sebagai indikator bahwa akan terjadi gangguan internalisasi atau eksternalisasi. Jadi (kondisi) interpersonalnya akan terganggu yang perlu intervensi atau penanganan oleh dokter,” jelasnya.
Baca Juga 4 Cara Menghentikan Tantrum pada Anak |
---|
Lebih lanjut, dia menyampaikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orang tua untuk mengetahui apakah tantrum pada anak normal atau abnormal melalui penjelasan berikut:
Tantrum Normal
1. Tantrum terjadi selama 12 bulan sampai 4 tahun
2. Luapan emosional anak sebatas menangis, berteriak, menjatuhkan dirinya ke lantai, mendorong
3. Durasi tantrum selama 15 menit
4. Frekuensi tantrum kurang dari 5 kali perhari
5. Mood anak cepat kembali normal
Tantrum Abnormal
1. Tantrum terjadi pada anak di atas 4 tahun
2. Anak meluapkan emosi dengan cara menyakiti diri atau menyakiti orang lain.
3. Durasi tantrum lebih dari 15 menit
4. Frekuensi tantrum lebih dari 5 kali perhari
5. Mood anak sulit kembali normal
Ketika tantrum terjadi pada anak, dia menyarankan agar orang tua tidak melakukan tindak kekerasan atau justru balik memarahi anak. Cara tersebut hanya akan memperburuk kondisi dan mengakibatkan anak memiliki trauma mendalam.
Menurutnya, ada beberapa cara terbaik untuk menurunkan intensitas emosional anak ketika tantrum, yaitu:
1. Harus memiliki kesabaran ekstra dan tidak berteriak atau memarahi anak
2. Mengabaikan perilaku tantrum, namun tetap memperhatikan kondisi anak
3. Jika terjadi dirumah, biarkan anak meluapkan emosi hingga berhenti.
4. Jika terjadi ditempat umum, bawa anak ketempat aman dan biarkan dia meluapkan emosinya hingga berhenti.
5. Jangan mudah tergoyahkan dengan keinginan sang anak agar anak tidak menggunakan cara tantrum ketika menginginkan sesuatu.
Kondisi ini juga menjadi perhatian IDAI dalam pertumbuhan anak di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh dokter anak Piprim B. Yanuarso saat hadir di acara tersebut.
“IDAI tentunya sangat konsen dengan masalah kesehatan anak Indonesia. Tidak hanya fisiknya, tapi juga jiwanya,” pungkasnya. (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)