Bisnis.com, JAKARTA -- Saat ini sedang berlangsung pameran sejarah bertajuk Visualisasi Ekspresi Pahlawan dan Tokoh Perempuan di Galeri Nasional Indonesia hingga 21 Agustus mendatang. Dalam pameran itu, pengunjung dapat menyaksikan wajah para pahlawan maupun tokoh perempuan yang dilukis dengan teknik gutha tamarin.
Sejalan dengan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis Sejarah yang merupakan spirit dari butir nawacita melalui gerakan nasional revolusi mental, Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Perempuan Pendidik Seni Indonesia dari Komunitas 22 Ibu menginisiasi pameran ini.
Pameran ini didasari oleh kesadaran jika sejarah tidak selamanya hanya ditanamkan melalui bahasa tulisan seperti naskah/arsip, melainkan juga dapat dimaknai melalui pendekatan “history of images”. Pendekatan ini diwujudkan melalui karya-karya visual yang sarat akan spirit kesejarahan.
Menurut Direktur Sejarah, Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan KebudayaanTriana Wulandari membangun kesadaran akan nilai-nilai sejarah sebagai penguatan nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme tidak saja dalam bentuk tekstual, namun juga dapat disajikan dalam berbagai media, seperti film, komik, aplikasi digital, elektronik, sosio-drama, acara, lawatan, ekspedisi, dan kali ini melalui visualisasi ekspresi teknik Gutha Tamarin dalam kain sutra dengan mengangkat pahlawan nasional dan tokoh perempuan Indonesia.
Pameran ini menghadirkan lukisan bergambar wajah 12 pahlawan nasional, 16 tokoh pejuang pergerakan, dan enam tokoh insprasi. Dikuratori oleh Citra Smara Dewi, pameran menampilkan 36 karya sejarah visual dengan melibatkan 34 perupa sekaligus pendidik mulai dari guru TK, SMP, SMU/SMK hingga dosen di Perguruan Tinggi dari berbagai wilayah yaitu DKI Jakarta, Bandung, Banten dan Tangerang.
Dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (9/8/2017), penggunaan Teknik Gutha Tamarin adalah pengembangan teknik batik menggunakan bahan dasar berupa biji buah asam yang dihaluskan. Bubuk asam kemudian dihaluskan dan dicampur air secukupnya dan sedikit lemak nabati atau margarin menjadi sejenis pasta.
Fungsi dari pasta ini sebagai pengganti perintang cairan lilin yang digunakan pada teknik batik tradisonal di tanah air. Perbedaan mendasar dengan teknik batik tradisional tidak menggunakan kompor sehingga sering disebut dengan teknik “batik dingin”. Teknik Gutha Tamarin dipadukan dengan goresan kuas, sehingga terdapat konsep mixed media antara teknik batik dan lukis dalam kain sutra. Memadukan berbagai teknik dalam karya seni rupa (mixed media) merupakan upaya membangun kreativitas di kalangan seniman.