Bisnis.com, JAKARTA - Foto hitam putih yang memperlihatkan Presiden Soekarno membaca naskah teks proklamasi didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta merupakan foto bersejarah bagi bangsa Indonesia. Hingga kini dapat menyaksikan foto itu, bangsa Indonesia mesti berterima kasih kepada Alex Impurung Mendur (1907-1984) dan Frans Soemarto Mendur (1913-1971).
SIMAK : Napak Tilas Kemerdekaan (1), Pemuda Revolusioner Ancam Soekarno
Ya, mereka adalah kedua fotografer yang berperan di balik foto tersebut. Tanpa upaya mereka, kemungkinan kita tak dapat menyaksikan suasana penting tersebut. Ketika momen itu berlangsung, Alex bekerja sebagai fotografer Kantor Berita Jepang Domei di Pasar Baru. Sementara, adiknya Frans bekerja sebagai fotografer Koran Asia Raya.
Dalam situasi genting, mengambil foto pada masa itu tidak semudah yang dibayangkan. Keduanya mempertaruhkan nyawa demi mengabadikan peristiwa penting tersebut karena usai mengambil gambar proklamasi keduanya diburu tentara Jepang. Mereka pun berhasil menyelamatkan negatif foto itu dari rampasan tentara Jepang.
Setelah diselamatkan, ternyata foto pembacaan naskah proklamasi tak dapat langsung dipublikasikan. Menurut catatan fotografer senior Oscar Motuloh dalam antarafoto.com, mengatakan, foto pembacaan Proklamasi Republik Indonesia dan penaikan Sang Saka Merah Putih karya Frans Mendur yang terlarang pada era pendudukan Jepang untuk pertama kalinya dapat dinikmati masyarakat setelah diterbitkan pada koran Merdeka edisi 19 dan 20 Februari 1946.
"Hanya mereka berdua, pewarta foto Indonesia yang tercatat hadir serta mengabadikan peristiwa bersejarah saat Bung Karno - disaksikan Bung Hatta dan segenap hadirin - membacakan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Pegangsaan Timur 56 pada pagi tanggal 17 Agustus 1945."
Masih dalam catatan Oscar, setengah tahun kemudian koran Merdeka memprakarsai penerbitan khusus Nomor Peringatan Enam Bulan Republik yang diperingati pada 17 Februari 1946. Penerbitan itu menyertakan esai kemerdekaan para pemimbin bangsa dengan foto-foto ekslusif karya Mendur Bersaudara.
"Fotografi jurnalistik ala Mendur bersaudara memperoleh oase nya di situ. Foto esai seputar proklamasi juga diterbitkan untuk pertama kalinya dalam buklet tersebut,” ujarnya.
Indonesia Press Photo Service
Pada perkembangan berikutnya, Mendur bersaudar mengajak Umbas bersaudara yaitu Justus dan Frans ”Nyong” serta Alex Mamusung dan Oscar Ganda untuk secara kolektif mendirikan Indonesia Press Photo Service (IPPHOS), kantor berita foto independen pertama di Indonesia pada 2 Oktober 1946. ALhasil IPPHOS menjadi cap dari foto-foto seputar kemerdekaan dan masa awal republik.
Oscar mengatakan, mereka kemudian spontan memutuskan mendirikan kantor IPPHOS di Yogyakarta sekaligus di Jakarta begitu pemerintahan Soekarno-Hatta harus hijrah ke sana. Dari pemerintahan di ”pengasingan” itu citra fotografi IPPHOS terus gencar menghiasi pemberitaan perihal keberadaan Republik Indonesia.
"IPPHOS dalam subyektivitasnya ikut bahu membahu secara profesi bersama gerakan perjuangan Indonesia. Mereka adalah pejuang-pejuang bersenjatakan lensa yang mencatat atmosfir puncak-puncak momentum peristiwa yang kini tercatat sebagai sumber utama sejarah visual Indonesia."
Di Kabupaten Minahasa, tanah kelahiran Mendur Bersaudara kini telah didirkan tugu patung Alex dan Frans serta bangunan rumah adat Minahasa untuk mengenang perjuangan mereka lewat fotografi.