JAKARTA: Jumlah penderita HIV/AIDS di Ibu Kota meningkat 25,3% menjadi 5.650 kasus pada 2011 dibanding tahun sebelumnya 4.318 kasus. Tahun ini, Gubernur Fauzi Bowo berupaya menekan kenaikan korban dengan memperkuat program kesehatan.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) DKI Jakarta Rohana Manggala mengatakan penderita HIV/AIDS di Ibu Kota pada 1987-2009 mencapai 3.008 kasus, kemudian bertambah 1.310 kasus baru menjadi 4.318 kasus pada 2010 dan 1.332 kasus baru pada Desember 2011 sehingga total pada periode1987-2011 tercatat 5.650 kasus.
“Untuk itu, Pemprov DKI bersama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah DKI Jakarta berupaya maksimal menekan kenaikan jumlah kasus baru pada tahun ini,” katanya di Jakarta hari ini, 16 Januari 2012.
Rohana menjelaskan dari total kasus HIV/Aids pada 2011 yang paling banyak terjadi di Jakarta Timur yaitu mencapai 28%, disusul Jakarta Barat 23%, Jakarta Pusat 20%, Jakarta Utara 14% dan Jakarta Selatan 15%.
Adapun kasus HIV/Aids dilihat berdasarkan kelompok umurnya untuk 25-44 tahun sebanyak 78%, di atas 45 tahun 15%, di bawah 1 tahun 2%, umur 1-4 tahun 1%, umur 15-24 tahun 2%.
Sementara itu, Gubernur DKI Fauzi Bowo mengatakan sesuai hasil Survei Terpadu Biologi dan Perilaku 2011, terdapat kegiatan yang perlu ditingkatkan a.l. penguatan sistem kesehatan dan peningkatan kualitas layanan program penanggulangan HIV/Aids di Ibu Kota dan daerah lainnya.
“Untuk itu perlu kolaborasi banyak pihak dari jajaran pemerintahan dan komunitas yang memiliki keterkaitan dengan program ini agar memberikan dampak jangka panjang, seperti penurunan prevalensi infeksi menular seksual, dan menghambat laju epidemik penyakit ini,” katanya.
Menuru Foke, begitu panggilan akrabnya, penguatan sistem kesehatan dan peningkatan kualitas layanan harus fokus pada pemberian layanan, informasi kesehatan, pengembangan sumber daya manusia, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Selain itu, tambahnya, fokus pada manajemen kepemimpinan, penganggaran program, dan penguatan layanan komunitas, sehingga memberikan dampak jangka panjang untuk menanggulangi epidemik HIV/AIDS. (LN)