PEKANBARU: Hotel Pangeran Pekanbaru menargetkan okupansi (tingkat hunian) hotel pada tahun ini bisa mencapai 70%, tidak terlalu besar dibandingkan dengan tahun lalu mengingat semakin banyaknya hotel-hotel baru yang beroperasi di daerah tersebut.
General Manager Hotel Pangeran Pekanbaru Atiek Lubis mengatakan dari 248 kamar yang disediakan di Hotel Pangeran, rata-rata tingkat okupansi per bulannya pada tahun lalu sekitar 67,91%.
“Target kami tahun ini okupansi hotel bisa menyentuh level 70%, atau paling tidak 69% per bulannya. Kami optimis untuk itu,” ujarnya, hari ini.
Menurutnya, okupansi hotel yang bisa mencapai 67,91% pada tahun lalu didukung oleh banyaknya event-event besar, terutama Pekan Olahraga Nasional.
Selain itu, imbuhnya, event nasional lainnya dan acara pemerintah daerah juga banyak diselenggarakan di Pekanbaru.“Jumlah kamar kami cukup banyak, makanya bisa mencapai 60% saja tingkat okupansinya, itu sudah bagus sekali. Apalagi kalau tidak ada event nasional atau event besar lainnya,” katanya.
Dengan semakin banyaknya jumlah hotel yang beroperasi di Pekanbaru, ungkap Atiek, akan sangat berat bagi pengusaha hotel untuk tetap bertahan bila jumlah tamu tidak bertambah.
Untuk itu, imbuhnya, pengusaha hotel sangat berharap agar pemda lebih memperbanyak penyelenggaraan event-event nasional dan internasional di Pekanbaru.
Dengan demikian, lanjutnya, perhotelan juga bisa bersaing secara sehat, terutama masalah harga kamar, sehingga iklim investasi untuk sektor perhotelan tetap kondusif.
“Jadi, banyakpun jumlah hotel tetapi eventnya juga banyak, hotel-hotel tidak akan banting harga karena otomatis management hotel juga akan selalu memperbaiki pelayanan untuk menarik pengunjung,” ujarnya.
Untuk mencapai target okupansi tahun ini, jelasnya, Hotel Pangeran Pekanbaru berupaya memperluas jaringan kerja dan memperbanyak promosi dalam bentuk kerja sama dengan pihak lain, baik skala lokal maupun nasional.
Beberapa bentuk kerja sama tersebut, di antaranya dengan travel online, travel agent, serta memperbanyak promo-promo secara nasional.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Wilayah Riau Ondi Sukmara menilai pencapaian target okupansi perhotelan di Pekanbaru untuk tahun ini, terutama diharapkan dari penyelenggaraan Islamic Solidarity Games pada Juni mendatang.
“Karena Pekanbaru ini bukan kota tujuan wisata, tetapi kota bisnis, okupansi hotel sangat bergantung kepada event-event nasional dan internasional, serta acara pemda. Kalau tidak ada itu semua [tanpa event], bisnis hotel menjadi lesu,” ujarnya.
Namun demikian, dia menghimbau pengelola hotel menaati aturan klasifikasi hotel untuk menciptakan iklim yang sehat di bisnis perhotelan. Selain untuk memenuhi standar hotel sesuai dengan kelasnya, imbuhnya, dengan adanya klasifikasi tersebut tentunya mendorong pengelola hotel memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada konsumen.
“Di Riau ini, apalagi Pekanbaru semakin banyak muncul hotel-hotel baru, sehingga klasifikasi tersebut menjadi sangat penting untuk diikuti oleh semua pengelola hotel untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif,” tuturnya. (arh)