BISNIS.COM, DENPASAR—Wisatawan asal Negara Amerika Serikat ke Bali meningkat sebesar 19,84% periode Januari-Maret 2013 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kepala BPS Bali Gde Suarsa mengatakan jumlah wisman asal AS dalam 3 bulan pertama tahun ini mencapai angka 24.596 orang. Periode yang sama 2012 hanya 20.825.
“Ini menandakan bahwa meskipun negara mereka dilanda krisis, sekadar berjalan-jalan atau untuk bisnis warga AS masih mampu,” ujarnya, Kamis (16/5).
Selain itu, lanjutnya, krisis juga tidak ada kaitannya dengan keinginan seseorang untuk berkunjung ke Bali karena wisman khususnya Amerika pasti sudah punya program terlebih dahulu.
Tercatat kedatangan wisman AS pada periode Januari-Maret 2013 melalui Bandara Ngurah Rai sebanyak 21.436 dan pelabuhan laut sebanyak 3.520.
“Bisa dikatakan jumlah wisman penyumbang terbanyak melalui pelabuhan laut adalah Amerika Serikat yang disusul Australia sebanyak 2.215 dan Inggris 1.665,” paparnya.
Gde menambahkan data BPS mencatat, negara Australia memang sebagai penyumbang wisman terbanyak hingga saat ini tetapi angka menunjukkan negara Amerika Serikat mengalami lonjakan yang cukup tinggi.
“Amerika Serikat naik 19,84% yang kemudian disusul oleh Jepang 18,03%, Malaysia 7,67% dan Singapura 7.33% dibandingkan periode Januari hingga Maret 2013 dengan tahun sebelumnya.”
Hal senada diungkapkan oleh Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, bahwa budaya masih tetap menjadi daya tarik dari wisman Amerika jadi wajar jika jumlahnya terus meningkat.
“Tidak hanya itu saja, keadaan negeranya sudah lebih baik meskipun masih dalam keadaan krisis untuk berlibur mereka masih mampu,” ujarnya kepada Bisnis.
Sesuai dengan data BPS periode Januari hingga Maret 2013 wisman yang mengalami penurunan tertinggi adalah Inggris 9,04% , China 3,21%, Korea Selatan 2,27%, dan Rusia 0,63%.
Sebagai informasi, asal wisman periode Januari-Maret 2013 wisman yang paling banyak datang ke Bali adalah berkebangsaan Australia 24,67%, China 13,84%, Jepang 6,92%, Malaysia 5,76%, dan Korea Selatan 4,31%. (bas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
